Jumat 29 May 2020 15:21 WIB

Pemerintah Hapus Pengembangan Pesawat Habibie dari PSN

Proyek R80 dan N245 digeser proyek drone atau pesawat tanpa awak.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus raharjo
Menunggu pesawat R80 gagasan Habibie
Foto: republika
Menunggu pesawat R80 gagasan Habibie

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah memutuskan untuk menghapus dua proyek pengembangan pesawat, yakni R80 dan N245, dari daftar proyek strategis nasional (PSN). Melalui rapat terbatas yang dipimpin Presiden Jokowi, Jumat (29/5), sebanyak 89 PSN baru disepakati.

Dari 89 PSN tersebut, ada sejumlah proyek yang ditambahkan, ada pula yang dihapuskan atau digantikan. Salah satu yang dihapus adalah proyek pesawat yang direncanakan oleh BJ Habibie, R80. Pesawat N245 yang diproduksi PT Dirgantara Indonesia (persero) juga menggunakan konsep pesawat jarak dekat rancangan Habibie.

Baca Juga

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyampaikan, pemerintah menambahkan tiga proyek drone atau pesawat tanpa awak dalam PSN 2020-2024 ini. Proyek drone inilah yang menggeser posisi pesawat R80 dan N245 dari daftar proyek strategis nasional (PSN).

"Terkait dengan 3 proyek drone. Di mana 3 proyek terkait pengembangan drone itu sebagai pengganti proyek yang dikeluarkan antara lain R80 dan N245. Sehingga dialihkan menjadi teknologi drone yang dianggap lebih cocok dengan situasi saat sekarang dan pengembangannya sudah dimulai oleh PTDI," tutur Airlangga usai rapat terbatas dengan Presiden Jokowi, Jumat (29/5).

Proyek pengembangan pesawat R80 yang sempat masuk dalam PSN ini dikerjakan oleh PT Regio Aviasi Industri (RAI) yang merupakan perusahaan bentukan Habibie bersama putranya Ilham Akbar Habibie. Sementara proyek pesawat N245 digarap oleh PT Dirgantara Indonesia dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Kedua pesawat tersebut dirancang menjadi pesawat penumpang sepenuhnya, dan digunakan dalam penerbangan jarak menengah. Investasi untuk pengembangan kedua proyek pesawat tersebut diperkirakan sebesar 180-200 juta dolar AS atau sekitar Rp 2,6 triliun.

Dalam rapat terbatas kabinet hari ini memang muncul 89 PSN baru. Dari 89 PSN yang disepakati, 56 proyek di antaranya adalah usulan baru. Sementara 10 proyek merupakan proyek perluasan dari PSN sebelumnya, 15 proyek dikelompokkan sebagai program pemerintah baru, dan 8 proyek masuk dalam sektor ketenagalistrikan.

"Dari 245 proyek baru (yang diusulkan), hanya 89 proyek yang memenuhi kriteria. Dengan demikian, 156 proyek belum direkomendasikan karena masih butuh dukungan kementerian teknis dan perlu memenuhi kriteria sebagai PSN," ujar Airlangga.

Airlangga merinci, ada 15 PSN baru berkaitan dengan pembangunan jalan-jembatan, 5 proyek bandara senilai Rp 5,6 triliun, 5 proyek kawasan industri senilai Rp 327,2 triliun, 13 proyek bendungan-irigasi senilai Rp 71,8 triliun, 1 proyek tanggung laut senilai Rp 5,68 triliun, dan 2 proyek smelter.

Kemudian masih ada 1 proyek penyediaan lahan pangan berupa penambahan luas lahan sawah di Kalimantan Tengah, 5 proyek pelabuhan, 6 proyek kereta api, 13 proyek kawasan perbatasan, 12 proyek energi, 6 proyek air bersih, 1 proyek pengelolaan sampah, dan 3 proyek pengembangan teknologi termasuk teknologi drone senilai Rp 27,17 triliun.

Harapan Habibie

Pada 2017 lalu, Presiden ketiga Republik Indonesia BJ Habibie sempat menyambut baik usulan Kementerian Perindustrian yang ingin menjadikan pengembangan pesawat R80 sebagai proyek strategis nasional. Dengan potensi dan kapasitas ekonomi domestik yang besar, menurut Habibie, kebutuhan masyarakat Indonesia terhadap pesawat dan produk dirgantara lainnya akan terus meningkat setiap tahunnya.

"Saya rasa wajar. Apa jadinya Indonesia tanpa pesawat terbang. Kita harus membuat pesawat terbang itu karena kita tidak mampu membiayai,...membayar dengan uang dari mana? Ekspor apa?" ujar Habibie.

Habibie meyakini pemerintah dan generasi tenaga sumber daya manusia di industri dirgantara mampu membuat pesawat R80 yang lebih baik dibanding saat kepemimpinannya. "Kalian lebih baik keadaannya, jauh lebih sempurna dari Eyang (Habibie), kalian lebih besar, lebih pintar, bisa pakai Ipad Pro. Jadi saya sangat optimistis mengenai masa depan. Semua di tangan Anda. Semua jadi ujung tombaknya R80," ujar Habibie.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement