Jumat 29 May 2020 14:25 WIB

Bupati Purwakarta Ingin Sekolah Tunda Penerapan New Normal

Kenormalan baru akan diterapkan di kecamatan zona hijau di Purwakarta.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Agus raharjo
Duta Besar Austria untuk Indonesia Helene Steinhausl (kanan) bersama Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menggunting pita saat peresmian penyelesaian pengerukan Sungai Citarum di Dermaga Bandar Citarum Lestari, Babakan Cikao, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (19/11/2019).
Foto: Antara/M Ibnu Chazar
Duta Besar Austria untuk Indonesia Helene Steinhausl (kanan) bersama Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika menggunting pita saat peresmian penyelesaian pengerukan Sungai Citarum di Dermaga Bandar Citarum Lestari, Babakan Cikao, Purwakarta, Jawa Barat, Selasa (19/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, PURWAKARTA — Pemerintah menggulirkan kesiapan memulai fase pola hidup normal yang baru atau new normal dalam menghadapi Pandemi Covid-19 saat ini. Berbagai sektor kegiatan akan kembali dibuka dengan menerapkan protokol kesehatan.

Pemerintah Kabupaten Purwakarta menyatakan siap menjalani new normal. Namun, Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika tidak ingin fase new normal langsung diterapkan di bidang pendidikan.

“Saya tidak berharap (sekolah) masuk pada Juni ini terutama pada tingkatan dasar. Saya minta evaluasi dulu misalnya sebulan melaksanakan new normal,” kata Anne, Jumat (29/5).

Anne menilai kembalinya siswa belajar di sekolah harus dikaji terlebih dahulu. Penerapannya harus melihat situasi dan kondisi jika mulai diberlakukannya new normal. Sehingga tidak justru memberikan kekhwatiran penyebaran bagi anak-anak di sekolah.

Ia mengatakan saat ini di Purwakarta masih ada belasan pasien positif Covid-19. Tentu ini masih menjadi potensi kerentanan penyebaran virus corona termasuk di lingkungan pendidikan jika nantinya kembali memulai aktivitas belajar mengajar.

“Dengan dibuka beberapa tempat nanti kita akan lihat dan evaluasi setelah diterpakan new normal apakah anak-anak sekolah apa mampu (beradaptasi),” ujarnya.

Meski demikian, jika nantinya kembali belajar di sekolah harus ada protokol kesehatan yang diterapkan di lingkungan pendidikan. Anak-anak tetap harus terjaga dari kemungkinan penyebaran virus yang hingga kini belum ditemukan vaksinnya.

“Kalaupun anak SMP atau SMA masuk pada pertengahan Juni ini itu masih harus dibatasi. Kalau anak satu meja satu orang saja. Kalau satu kelas hanya ada 20 meja berarti hanya 20 orang itu yang masuk, sisanya waktu lain,” tuturnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Purwakarta Purwanto mengatakan pihaknya masih menunggu kebijakan yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan berkaitan kegiatan belajar mengajar dalam rangka fase new normal. Hingga kini, siswa siswi masih belajar dari rumah.

“Masuk sekolah belum ada aturan dari Kemendikud karena masih nunggu dari gugus tugas pusat,” ujar Purwanto dikonfirmasi terpisah, Jumat (29/5).

Menurutnya, jika nantinya fase new normal benar-benar mulai diterapkan tentu akan ada tahapan adaptasi. Pihaknya juga akan melakukan penyesuaian aturan untuk mengikuti protokol kesehatan yang dianjurkan serta mempertimbangkan wilayah yang bisa memulai sekolah seperti semula.

“Purwakarta akan mengikuti new normal jika memang sudah ada regulasi dari Kemendikbud. Itupun untuk kecamatan yang tidak masuk zona merah,” tambahnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement