Kamis 28 May 2020 21:50 WIB

Pemprov Papua Barat Siapkan Juknis Menuju New Normal

Juknis New Normal Papua Barat fokus pada membuka aktivitas secara bertahap

Pedagang berjualan ikan di tempat pelelangan ikan Jembatan Puri Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (27/5/2020). Usai dinyatakan sebagai zona merah penularan COVID-19 oleh pemerintah Kota Sorong, penjualan di pasar ikan mengalami penurunan yang signifikan dan kini mulai berangsur normal usai dilakukan beberapa upaya pencegahan penularan seperti aturan wajib penggunaan masker
Foto: ANTARA/OLHA MULALINDA
Pedagang berjualan ikan di tempat pelelangan ikan Jembatan Puri Kota Sorong, Papua Barat, Rabu (27/5/2020). Usai dinyatakan sebagai zona merah penularan COVID-19 oleh pemerintah Kota Sorong, penjualan di pasar ikan mengalami penurunan yang signifikan dan kini mulai berangsur normal usai dilakukan beberapa upaya pencegahan penularan seperti aturan wajib penggunaan masker

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Pemerintah Provinsi Papua Barat mempersiapkan petunjuk teknis menuju new normal atau tatanan baru ditengah situasi pandemi virus corona jenis baru atau COVID-19.

"Ada kajian yang memprediksi bahwa pandemi corona ini bisa berlangsung lama, maka untuk mencegah agar tidak terjadi krisis ekonomi berkepanjangan pemerintah pusat berencana membuka secara bertahap seluruh aktivitas seperti sebelumnya," ucap juru bicara Pemprov Papua Barat pada gugus tugas percepatan penanganan COVID-19, Arnoldus Tiniap, Kamis (28/5).

Pada jumpa pers secara virtual tersebut, ia menjelaskan bahwa pada tatanan baru ditengah pandemi ini, seluruh masyarakat, pemerintah dan pelaku usaha wajib menerapkan protokol kesehatan.

"Bapak presiden menginginkan, di tengah pandemi kita harus tetap produktif, namun terhindar dari penularan virus corona maka protokol kesehatan harus benar-benar diterapkan disetiap lingkungan," katanya.

 

Terkait persiapan tersebut, tim kesehatan gugus tugas COVID-19, kata Arnoldus, telah menggelar pertemuan terbatas. Hasil pembahasan pada pertemuan tersebut akan disampaikan kepada Gubernur Papua Barat, Dominggus Mandacan.

Secara umum, ungkap Arnoldus, Papua Barat belum siap untuk melaksanakan tatanan baru tersebut. Belum sepenuhnya masyarakat menerapkan protokol kesehatan dan pada sisi lain jumlah konfirmasi positif COVID-19 di provinsi ini masih terjadi peningkatan.

"Tapi kalau kebijakan new normal ini benar-benar diterapkan pemerintah pusat maka seluruh daerah harus siap. Seluruh aktivitas akan dibuka seperti biasa, maka masyarakat harus menerapkan protokol kesehatan secara total," ucapnya lagi.

Dalam menghadapi pandemi, menurut dia, masyarakat Papua Barat terbagi dalam dua kelompok. Yakni kelompok yang taat menjalankan protokol kesehatan serta mereka yang acuh.

"Masyarakat yang taat terhadap protokol kesehatan ini cenderung khawatir ketika new normal diberlakukan. Mereka khawatir akan terjadi ledakan kasus positif dan lain sebagainya," ujarnya.

Terkait situasi COVID-19, ia menjelaskan bahwa saat ini Papua Barat masih bergerak menuju puncak. Belum ada gambaran yang jelas kapan penyebaran virus ini di daerah tersebut mereka.

"Kita masih berada pada tahap awal, belakangan ini jumlahnya kasus positif di Papua Barat cenderung meningkat," tutur Arnoldus.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement