Jumat 29 May 2020 05:13 WIB

Tatanan Normal Baru Jabar Disertai Pengendalian COVID-19

Kewaspadaan Jabar dalam mengendalikan Covid-19 tidak akan berkurang

Rep: arie lukihardianti/ Red: Hiru Muhammad
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Pemeriksaan tersebut sebagai upaya penyekatan pemudik lokal yang hendak keluar-masuk Provinsi Jabar juga para pelancong ke tempat wisata di daerah masing-masing yang rentan penyebaran COVID-19
Foto: ANTARA/ADENG BUSTOMI
Petugas memeriksa pengendara di pos pemeriksaan (check point) di perbatasan Kabupaten Tasikmalaya dengan Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, Selasa (26/5/2020). Pemeriksaan tersebut sebagai upaya penyekatan pemudik lokal yang hendak keluar-masuk Provinsi Jabar juga para pelancong ke tempat wisata di daerah masing-masing yang rentan penyebaran COVID-19

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG--Adaptasi tatanan normal baru atau new normal di Jawa Barat (Jabar) mengacu pada sejumlah indikator dan persiapan matang. Menurut Wakil Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Covid-19 Jabar, Berli Hamdani, tatanan normal baru, yang bertujuan memulihkan perekonomian, di Jabar pun akan disertai dengan pengendalian risiko penularan Covid-19 yang komprehensif.

Berli mengatakan, kesiapan Jabar memasuki tatanan normal baru dapat dilihat dari hasil kajian epidemiologi. Angka reproduksi (Rt) penyebaran Covid-19 di Jabar sudah menyentuh angka 1. Artinya, Jabar dinilai dapat mengendalikan SARS-CoV-2, virus penyebab Covid-19. 

"Kita sudah bisa mempertahankan Rt atau angka reproduksi dari penularan ini di angka 1. Artinya, 1 orang positif Covid-19 di Jabar menularkan ke 1 orang lainnya," ujar Berli dalam jumpa pers di Gedung Sate, Kota Bandung, Rabu (27/5). 

Menurutnya, hasil evaluasi pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tingkat provinsi juga menunjukkan hasil yang positif. Hal itu terlihat dari rata-rata penambahan kasus per hari, dari 40 kasus per hari pada akhir April 2020 turun menjadi 21-24 kasus pada akhir Mei. 

Berli mengatakan, tingkat rata-rata kematian Jabar akibat Covid-19 pun menurun dari 7 jiwa menjadi 3 jiwa per hari. Sementara tingkat kesembuhan mencapai dua kali lipat. Kemudian, jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit mengalami penurunan.

Selain itu, Pemerintah Daerah (Pemda) Provinsi Jabar sudah mengumumkan level kewaspadaan untuk 27 kabupaten/kota. Berdasarkan hasil evaluasi, 3 daerah berada di level 4 atau zona merah, 19 daerah berada di level 3 atau zona kuning, dan 5 daerah berada di level 2 atau zona biru. Level kewaspadaan tersebut akan menentukan penerapan tatanan normal baru di setiap daerah. 

Jadi, kata dia, dari perkembangan ini sebenarnya ini sudah ada perbaikan pengendalian Covid-19 di Jabar. "Kemudian kalau kita lebih memperdalam lagi secara tataran level kelurahan atau kecamatan, kecamatan yang ada positif di Jabar ini tidak lebih dari 203 kecamatan yang melaporkan atau diketahui terdapat pasien Covid-19," katanya. 

Pemprov Jabar, siap beradaptasi dan memasuki tatanan normal baru dengan menyusun panduan pencegahan dan pengendalian Covid-19 di semua sektor, mulai dari lembaga pendidikan, rumah ibadah, industri, perdaganan, sampai perkantoran. 

Panduan tersebut, menyiapkan protokol kesehatan baru yang lebih ketat. Misalnya, mal wajib membatasi jumlah pengunjung, menyediakan alat keberhasihan bagi pekerja dan pengunjung, dan memasang pembatas atau tabir kaca bagi pekerja yang melayani pengunjung. 

"Kita harus mulai menyusun protokol kesehatan untuk masing-masing entitas kegiatan dalam masyarakat kita. Contohnya bagaimana protokol kesehatan di lingkungan industri, kemudian di lingkungan perkantoran, protokol kesehatan di lingkungan sekolah, di lingkungan lembaga pendidikan, dan lembaga dan institusi-institusi lain," paparnya. 

Manajemen  akan lebih terfokus pada elemen wilayah terkecil yang ada di pemerintahan. "Kita mengkaji bagaimana pengendalian tingkat desa, lurah, atau paling tidak tingkat kecamatan. Tentunya dengan mengkoordinir semua pihak termasuk setiap unit pelayanan unit kepada publik, yang nanti akan ada tim pengendali Covid-19," katanya. 

Berli memastikan, kewaspadaan Jabar dalam mengendalikan Covid-19 tidak akan berkurang meski memasuki tatanan normal baru. Pengetesan Covid-19 dengan metode teknik reaksi rantai polimerase  atau polymerase chain reaction (PCR) atau tes swab maupun rapid test akan secara intensif dilakukan. 

Selain sebagai upaya pencegahan penyebaran Covid-19, pengetesan masif akan mendapatkan peta persebaran COVID-19 yang komprehensif, melacak kontak terpapar Covid-19, mendeteksi keberadaan virus, dan memastikan status pasien Covid-19. "Kita mengambil sikap atau putuskan kebijakan dengan tetap mengendepankan kewaspadaan. Salah satu kewaspadaan yang akan terus ditingkatkan adalah melakukan pemeriksaan atau pendeteksian yaitu dengan rapid test maupun swab test," katanya. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement