Kamis 28 May 2020 15:47 WIB

Kajian Awal Gugus Tugas: Sudah Boleh Relaksasi Aturan

Gugus Tugas menemukan beberapa provinsi telah menunjukan gambaran bagus terkait covid

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Agus Yulianto
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.
Foto: ANTARA/Nova Wahyudi
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk penanganan Covid-19 Achmad Yurianto mengungkap kajian awal yang dilakukan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 baik di pusat, provinsi, kabupaten kota, rumah sakit maupun laboratorium pemeriksaan spesimen Covid-19. Kata dia,  dalam aspek epidemiologi, Gugus Tugas menemukan beberapa provinsi telah menunjukan gambaran bagus terkait sebaran Covid-19.

Mulai dengan tidak ada lagi penambahan kasus secara signifikan, tidak ada lagi perluasan wilayah yang terdampak dan tidak ada lagi penularan lokal yang tidak terkendali.

"Artinya pada daerah-daerah ini, dalam tanda petik, kita katakan sudah mulai terkendali dan sudah boleh mulai kita sarankan untuk dilakukan relaksasi pada beberapa peraturan," ujar Yurianto dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (27/5).

Meski begitu, Yurianto menegaskan, jika relaksasi dilakukan, tidak boleh meninggalkan aspek protokol kesehatan guna tetap menjamin aman dari Covid-19. Namun demikian, ia mengatakan, kajian tersebut masih awal dan masih akan ditindaklanjuti lebih detil lagi untuk secara komprehensif dilaporkan ke gugus tugas pusat.

Baru setelah itu, dikaji lebih lanjut secara bersama-sama. "Sehingga keputusan pemerintah adalah keputusan yang terbaik, yang tidak kemudian ditujukan justru untuk malah memperbanyak kasus yang kita temukan," kata Yurianto.

Karena itu, saat ini Pemerintah terus merumuskan  protokol-protokol kesehatan di berbagai aspek kehidupan masyarakat dan akan dilakukan secara bertahap. Ini karena, masyarakat ke depan, harus tetap produktif, namun aman dari Covid-19.

Karena itu, kajian juga mendiskusikan tentang aturan menjaga jarak atau physical distancing sebagai bagian dari normal yang baru. "Keinginan kita agar masyarakat mau mematuhi norma sehat yang baru, norma normal yang baru yang selalu rajin mencuci tangan, tentunya kita juga akan meminta semua fasilitas, baik itu ruang kerja maupun fasilitas umum, harus menyiapkan fasilitas yang mudah diakses untuk cuci tangan dengan menggunakan sabun ini menjadi sesuatu yang penting karena kita harus memfasilitasi," ujarnya.

Namun demikian, hari ini pasien terkonfirmasi positif Covid-19 di Indonesia masih bertambah signifikan sebanyak 686, sehingga total kasus positif kini 23.851 orang. Sedangkan, pasien sembuh juga bertambah sebanyak 180 orang, sehingga total keseluruhan pasien yang sembuh dari Covid-19 sebanyak 6.057 orang. Sementara, jumlah meninggal masih bertambah yakni 55 orang sehingga jumlah pasien meninggal karena Covid-19 sebanyak 1.473 orang.

Yurianto mengatakan, data ini didapat setelah dilakukan pemeriksaan 278.411 spesimen dari 195.518 orang. "Dari hasil pemeriksaan ini kita dapatkan kasus konfirmasi positif Covid- 19 untuk hari ini sebanyak 686 orang sehingga totalnya menjadi 23.851 orang, sembuh 180 orang sehingga total jadi 6.057 orang, sementara meninggal 55 orang sehingga total jadi 1.473 orang," ujarnya.

Yurianto mengungkap, jumlah kabupaten/kota yang melaporkan kasus positif Covid-19 juga bertambah empat daerah lagi sehingga total 410 kabupaten/kota di seluruh provinsi telah memiliki kasus Covid-19.

Sementara, update terbaru orang dalam pemantauan (ODP) maupun pasien dalam pengawasan, adalah yang hingga kini masih dipantau atau sedang dalam perawatan. Jumlahnya per hari ini adalah ODP 49.942 atau berkurang dari hari sebelumnya, yakni 65.748 orang.

Sedangkan pasien dalam pengawasan (PDP) 12.667 atau meningkat dari sebelumnya berjumlah 12.022 orang. Saat ini, pasien PDP masih terus menunggu hasil pemeriksaan guna memastikan positif atau negatif virus Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement