Kamis 28 May 2020 14:07 WIB

Sandi: Pengelolaan Infak dan Zakat Masih Bisa Dioptimalkan

Menurut Sandi, infak dan zakat masih bisa dioptimalkan.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Muhammad Hafil
Sandi: Pengelolaan Infak dan Zakat Masih Bisa Dioptimalkan. Foto; iberinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi
Foto: Republika
Sandi: Pengelolaan Infak dan Zakat Masih Bisa Dioptimalkan. Foto; iberinfak melalui kotak amal di masjid. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mantan wakil gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno menilai pengelolaan zakat, infak dan sedekah di Indonesia masih belum optimal. Menurutnya, potensi zakat masih bisa ditingkatkan mengingat populasi muslim di Indonesia mencapai 85 persen.

"Saat ini zakat, infaq, sedekah di Indonesia masih berkisar Rp 8 triliun jauh di bawah potensi kita sekitar Rp 270 triliun," kata Sandiaga Uno dalam keterangan yang diterima Rabu (27/5).

Baca Juga

Pengusaha nasional ini mengatakan, mendorong lembaga pengumpul zakat, infak dan sedekah salah satunya untuk benar-benar meningkatkan pengelolaan. Menurutnya, hal tersebut dapat dilakukan dengan memanfaat teknologi dan menyesuaikan kondisi kekinian.

Dia menjelaskan, pengelolaan infaq dilakukan dengan prisnsip-prinsip social entreprenuship atau islamic social finance adalah sesuatu yang modern. Mantan calon wakil presiden ini berpendapat bahwa cara itu juga tidak akan kalah dari bank.

"Jadi ini adalah cara kita menabung atau berbisnis dengan Allah SWT," katanya.

Dia mengungkapkan, hal serupa juga dia lakukan melalui Gerakan Bank Infak gagasannya. Dia mengatakan, gerakan yang bertujuan mengentaskan kemiskinan dan pengangguran itu didirikan guna membantu masyarakat mengembangkan usaha, tetapi terkendala permodalan.

Dia mengatakan, akses akses keuangan yang minim kerap membuat warga tercekik oleh pinjaman rentenir. Dia mnejelaskan, Bank Infak diharapkan dapat membantu pelaku usaha mikro untuk mengembangkan usaha mereka tanpa khawatir terjerat cekikan rentenir.

"Bank Infaq juga membantu mereka terhindar dari rentenir digital yang kini marak," ungkapnya.

Lebih jauh, Sandi menjelaskan, bank tersebut berbasis komunitas di perumahan, masjid-masjid, kelompok masyarakat dan majelis-majelis taklim. Dai mengatakan, gerakan itu mengelola infaq dengan memanfaatkan teknologi digital.

Menurutnya, infak akan semakin diterima di era modern. Telebih, sambung dia, saat ini, banyak financial technology (fintech) yang memiliki platform urun dana (crowdfunding) yang pasarnya bisa mencapai Rp 75 triliun.

"Insya Allah diharapkan dengan ini kita dapat membantu saudara-saudara kita yang membutuhkan bantuan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement