Sabtu 30 May 2020 21:55 WIB

Penanganan Covid-19 di Jabar Butuh Keterlibatan Pesantren

Penanganan Covid-19 di Jabar Butuh Keterlibatan Pesantren

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
 New Normal di Jabar dan Pesantren
New Normal di Jabar dan Pesantren

CIPONGKOR, AYOBANDUNG.COM -- Keterlibatan Pondok Pesantren (Ponpes) dalam membantu penanganan pandemi Coronavirus Disease (Covid-19) di Jawa Barat akan berdampak signifikan pada pengurangan jumlah paparan virus.

Anggota DPRD Jawa Barat, Fraksi Partai Golkar, Edi Rusyandi menilai, ponpes merupakan komunitas strategis untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di Jawa Barat.

Berdasar data di laman pikobar.jabarprov.go.id hingga Senin 25 Mei 2020 perkembangan kasus covid 19 di Jawa Barat kembali mengalami peningkatan sebanyak 2.091 orang terpapar positif dan 479 dinyatakan sembuh. Itu berarti ada penambahan 46 pasien positif dibandingkan hari sebelumnya 2.045 orang.

AYO BACA : New Normal, DPRD Jabar Minta Jaminan Keamanan di Pesantren

"Sayangnya hingga saat ini Pemerintah Jawa Barat belum melibatkan pesantren secara serius dalam penanganan Covid-19. Ponpes seolah dibiarkan sendiri melawan penyebaran virus corona," ungkap Edi yang juga menjabat Wakil Ketua Gerakan Pemuda Ansor Jawa Barat, Rabu (27/5/2020).

Menurutnya, ponpes di Jawa Barat berjumlah belasan ribu pesantren di huni oleh ribuan santri dan rentan terpapar Covid 19. Mereka juga rentan terdampak langsung dari sisi kesehatan, pendidikan maupun ekonomi. 

"Apalagi pemerintah sudah mulai mewacanakan new normal dalam menopang dampak ekonomi dimasa pandemi. Pondok pesantren bisa menjadi rool model suksesnya program tersebut," katanya.

AYO BACA : DPRD Jabar Beri 42 Rekomendasi Terkait Kinerja Gubernur Jabar Tahun 2019

Selain itu, lanjut Edi, pemerintah Jawa Barat selama ini tidak pernah mengajak bicara kyai pesantren soal mitigasi maupun jaring pengaman sosial pandemi Covid-19.

Padahal, pesantren memiliki peran strategis ditengah masyarakat. Kedudukannya berpengaruh dan ditokohkan. Ponpes tidak hanya ngurus agama, tapi juga acapkali menjadi solusi di lingkungan masyarakat sekitar. 

"Kyai pesantren tidak diajak bicara dan tidak tersentuh dalam urusan virus corona. Baik urusan mitigasi kesehatan maupun jaring pengaman sosial. Padahal keberadaan pesantren strategis dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat, yang rata-rata itu masyarakat kurang mampu pedesaan," terangnya.

 Edi berharap pemerintah Jawa Barat mengajak kyai pesantren ikut terlibat memberikan penyadaran dan edukasi kepada para santri dan masyarakat. Hal itu dirasa lebih efektif.

Salah satu contohnya dalam penyaluran bantuan sosial yang memiliki kerentanan gesekan tinggi antar masyarakat, pesantren bisa diperankan untuk tetap menjaga keharmonisann masyarakat.

"Cobalah Gubernur ajak dialog dan diskusi dengan kalangan pesantren di Jabar ini. Beliau kan cucu kyai besar. Jangan hanya pengusaha yang diajak 'badami' urusan pandemi, Para kyai pesantren juga patut diajak dan diapresiasi," tegasnya.

AYO BACA : Empat Strategi Pemprov dan DPRD Jabar Penuhi Anggaran Covid-19

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement