Rabu 27 May 2020 21:42 WIB

Era Normal Baru Pemerintah Harus Perhatikan Pesantren

Keberhasilan Era Normal Baru memerlukan perubahan sistemik.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Muhammad Fakhruddin
Era Normal Baru Pemerintah Harus Perhatikan Pesantren (Ilustrasi).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Era Normal Baru Pemerintah Harus Perhatikan Pesantren (Ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Menghadapi penerapan tatanan ‘New Normal’ di tengah pandemi virus Corona, Pemerintah diingatkan untuk tetap memberikan perhatian serius kepada lingkungan pesantren.

Bila perlu, pesantren terus didukung dengan fasilitas yang lebih memadai dan berdaya, dalam menyukseskan fase Indonesia tetap produktif tapi juga aman dari infeksi Covid-19, seperti keinginan Pemerintah tersebut.

“Kami menitipkan dan mendorong penuh agar di ‘Era Normal Baru’, pesantren- pesantren kita tetap diperhatikan karena masih rentan terhadap penyebaran Covid 19,” Anggota Komisi VI DPR RI, Marwan Jafar, Rabu (27/5).

Pesantren, jelasnya, adalah ‘candradimuka’ generasi muda millenum dalam mengisi ruang imanental- spritual pendidikan bangsa, yang sekaligus juga untuk mempersiapkan kader- kader bangsa di masa yang akan datang.

Mencemati perkembangan penanganan Covid 19, Marwan melihat sebuah keinginan kuat dari Pemerintah, untuk tetap menjaga keseimbangan antara mazhab ekonomi dan mazhab keselamatan.

Maka instruksi presiden tersebut harus didukung dan harus dibuktikan. “Kementerian dan lembaga serta otoritas yang berwenang dalam penanganan pandemi Covid 19 harus bahu- membahu, bersinergi, berkoordinasi dan berkolaborasi dalam memmpersiapkan,” katanya.

Ia juga sepakat bahwa roda ekonomi harus segera tinggal landas dari ‘landasan pacu’, bergerak dengan memberlakukan disiplin protokol kesehatan yang berlaku bagi siapa pun tanpa memandang strata sosial.

Oleh karena itu, legislator Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) ini menegaskan pentingnya beberapa hal yang harus diperhatikan Pemerintah, selain kesiapan pesantren dalam mendorong apa yang disebutnya sebagai tatanan Era Normal Baru tersebut.

Antara lain terkait dengan pertumbuhan ekonomi yang semakin menurun. Kendati sebelum pandemi Covid 19 pertumbuhan ekonomi sudah menurun, ia berharap adanya pandemi –tidak lantas-- dijadikan alasannya. “Artinya tentu ada faktor lain dan butuh kajian mendalam dan harus diantisipasi agar tidak terjadi krisis ekonomu yang lebih berat,” lanjutnya.

Pemerintah juga harus serius menyikapi terjadinya PHK besar- besaran. Banyaknya saudara- saudara yang harus kehilangan pekerjaan ini butuh penanganan kerja keras, kerja cerdas, kerja nyata dan kerja cermat.

Tak terkecuali pada sektor pendapatan negara yang terus- menerus merosot juga butuh terobosan yang –menurutnya-- tidak biasa- biasa saja, tapi butuh terobosan yang spektakuler untuk mengatasinya.

Berikutnya, adalah penurunan sektor industri manufaktur atau industri pengolahan non migas terhadap PDB. “Minimal, dalam 10 tahun terakhir ini kita mengalami proses deindustrialisasi, yang lagi- lagi tidak bisa dipandang sebelah mata.

Marwan menambahkan, terkait dengan dana sekitar Rp 405 triliun hasil revisi APBN untuk menangani pandemi Covid 19, Pemerintah juga harus memastikan peruntukannya bisa dipertanggungjawabkan, tanpa ada kebocoran dan menyelewangan.

“Sebab, rakyat kita sangat- sangat membutuhkan dalam situasi pandemi ini dan juga untukpascapandemi, yang juga dibutuhkan dalam mensukseskan Era Normal Baru tersebut,” tegasnya.

Berikutnya, lanjut Marwan, juga mengenai bahaya penyalahgunaan kekuasaan, stabilitas harga dan ketersediaan kebutuhan pokok. Dalam bidang ekonomi, sosial, termasuk kesehatan juga dibutuhkan transformasi yang lebih inklusif, kualitatif dan tahan banting.

Pemerintah juga penting mengevaluasi secara mendetail, mendalam dan menyeluruh terhadap  sektor- sektor yang berhubungan langsung dengan pandemi Covid 19, termasuk sektor- sektor yang terdampak langsung maupun tidak langsung.

“Pemerintah juga harus konsisten terhadap setiap peraturan yang telah kita keluarkan terkait dengan Era Normal baru dan sosialisasi kebijakan yang efektifagar tidak membingungkan rakyat banyak,” tambahnya.

Dalam hal pelibatan TNI/Polri dalam mendorong kedisplinan di tengah penanganan pandemi, Marwan juga sangat mengapresiasi. Dengan pendekatan persuasif, ramah tapi tegas akan sangat mendukung tenaga kesehatan di garda terdepan.

Pemerintah juga harus peka, keberhasilan Era Normal Baru memerlukan perubahan sistemik yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain, terintegrasi, dan terkoneksi dengan terencara, terukur, jelas.

“Sehingga, Era Normal Baru punya arah yang realistis dan menjanjikan, punya horizon futuristik, tidak tumpang tindih dan  punya dampak positif pada masyarakat luas ke depan,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement