Rabu 27 May 2020 20:56 WIB

China Mulai Buka Penerbangan untuk Sejumlah Negara

China akan mengizinkan maskapai domestik dan asing untuk penerbangan carter.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
 Bandara Wuhan Tianhe International Airport  di Wuhan, CIna, Rabu 8/4) kembali beroperasi setelah ditutup selama 11 minggu akibat wabah virus corona. .
Foto: AP/Ng Han Guan
Bandara Wuhan Tianhe International Airport di Wuhan, CIna, Rabu 8/4) kembali beroperasi setelah ditutup selama 11 minggu akibat wabah virus corona. .

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING — China akan segera melonggarkan kontrol perbatasannya untuk sejumlah negara. Hal itu memungkinkan mereka melakukan penerbangan ke Negeri Tirai Bambu. 

Media pemerintah China pada Rabu (27/5), seperti dikutip laman the Straits Times, melaporkan bahwa Administrasi Penerbangan Sipil China (CAAC) akan mengizinkan maskapai domestik dan asing mengajukan “saluran hijau” untuk penerbangan carter ke bandaranya. Negara-negara yang telah diberi lampu hijau adalah Singapura, Jepang, Inggris, Jerman, Prancis, Italia, dan Swiss.

Baca Juga

Menurut pemberitahuan CAAC, operator penerbangan dapat mengajukan permohonan ke regulator udara di tingkat provinsi untuk melaksanakan penerbangan carter penumpang. Korea Selatan (Korsel) adalah negara pertama yang membangun “saluran hijau” itu dengan China awal bulan ini. 

Pengusaha tertentu Korsel diizinkan memasuki 10 wilayah China, termasuk Shanghai, Tianjin, dan Chongqing. Namun, mereka harus terlebih dulu menjalani pemeriksaan dan karantina yang minimal. 

Lebih dari 200 pekerja Korsel telah melakukan perjalanan ke Tianjin pada 10 Mei. Mereka hendak melanjutkan pekerjaan di anak perusahaan Samsung yang sebagian besarnya bergerak di bidang elektronik. 

China telah menutup perbatasannya terhadap warga asing, termasuk mereka yang memiliki izin kerja sah, pada akhir Maret. Hal itu menjadi bagian dari upaya China menekan penyebaran kasus Covid-19. 

Ia juga memangkas jumlah penerbangan. Hal tersebut hanya memungkinkan setiap maskapai melakukan perjalanan satu kali keluar-masuk China dalam sepekan. 

Saat ini, China berusaha untuk menghidupkan aktivitas ekonominya lagi menyusul mulai terkendalinya wabah Covid-19 di negaranya. Ia membutuhkan tenaga ahli dan pekerja terampil seperti yang ada di perusahaan asing atau perusahaan gabungan untuk melanjutkan pekerjaan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement