Rabu 27 May 2020 18:06 WIB

Gucci Akan Kurangi Jumlah Peragaan Busana

Gucci akan melakukan sejumlah perubahan terhadap bisnisnya.

Rep: Andi Hana (swa.co.id)/ Red: Andi Hana (swa.co.id)
Sumber: Pexels
Sumber: Pexels

Brand fashion ternama asal Italia, Gucci, akan melakukan sejumlah perubahan terhadap bisnisnya. Dilansir dari NYTimes, Creative Director Gucci, Alessandro Michele mengatakan Gucci akan mengurangi jumlah peragaan busana setiap tahun yang sebelumnya lima peragaan busana menjadi hanya dua peragaan busana. “Kita butuh oksigen untuk mewujudkan tatanan baru ini,” kata Michele saat video conference.  

Gucci bukan brand pertama yang mengubah rencana peragaan busananya, Saint Laurent pun menyatakan akan keluar dari musim peragaan busana tahun ini. Dries Van Noten dilaporkan tidak akan melaksanakan show hingga tahun 2021, Giorgio Armani mengumumkan show untuk busana laki-laki dan perempuan akan disatukan pada September dan peragaan busana couture akan dilaksanakan pada bulan Januari di Milan.

Keputusan Michele untuk melakukan sejumlah perubahan permanen pada bisnis Gucci disebut-sebut akan berpengaruh pada brand lain. Terlebih karena Fashion Designers of America and the British Fashion Council juga menyerukan peragaan busana hanya dilakukan dua musim setahun.

Michele mengatakan saat Milan’s digital fashion show diselenggarakan pada 17 Juli nanti, Gucci akan memberikan pandangan tentang salah satu koleksinya.

Industri fashion menjadi salah satu sektor yang terdampak COVID-19. Seperti yang dikutip NYTimes, Tahun 2019 Representative Carolyn Maloney of New York melaporkan New York Fashion Week menghasilkan US$ 600 juta pendapatan setahun yang melibatkan industri terkait termasuk hotel dan restoran, keamanan, hingga penjual bunga.

Survei McKinsey menunjukkan pada bulan April terjadi penurunanbelanja offline sebesar 70-80% danbelanja online sebesar 30-40% di Eropa dan Amerika Utara. Di China, sebesar 74% konsumen mengatakan mereka menghindari pusat perbelanjaan dalam dua minggu setelah toko dibuka meski transaksi penjualan offline telah kembali. Ini membuktikan adanya tren peningkatan belanja fashion online.

Pandemi telah meningkatkan channeldigital sebagai keharusan bagi brand fashion. Oleh karena itu, sangat penting mengeluarkan investasi besar untuk menjadikan channel digital sebagai pusat transaksi. Omnichannel juga sangat berperan penting dalam meningkatkan penjualan karena fungsinya sebagai jembatan antara online dan toko offline

Editor : Eva Martha Rahayu

www.swa.co.id

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan swa.co.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab swa.co.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement