Rabu 27 May 2020 17:27 WIB

Serangan Jantung Hampir Merenggut Nyawa Brian May

Brian May selama ini merasa kondisi kesehatannya sangat baik.

Rep: Adysha Citra Ramadani/ Red: Reiny Dwinanda
Gitaris band rock Queen, Brian May, sempat mengalami serangan jantung hingga menjalani operasi.
Foto: AP Image
Gitaris band rock Queen, Brian May, sempat mengalami serangan jantung hingga menjalani operasi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gitaris Queen Brian May mengungkapkan bahwa dia sempat mengalami serangan jantung yang hampir merenggut nyawanya. Serangan jantung ini membuat Brian harus menjalani operasi.

"Saya kira saya dalam kondisi sangat sehat," ungkap Brian saat menjelaskan kondisinya dalam video yang dia unggah melalui Instagram, seperti dilansir BBC.

Baca Juga

Brian mengatakan, dia memiliki tekanan darah dan denyut jantung yang baik. Selain itu, laki-laki berusia 72 tahun ini juga menjaga kesehatan dan kebugaran tubuhnya dengan bersepeda dan pola makan yang baik.

Brian tak menyangka bila selama ini dia memiliki tiga arteri yang menyempit. Ketiga arteri yang menyempit ini sangat berpotensi menutup pasokan darah ke jantung.

Akibat penyempitan arteri ini, Brian harus menjalani prosedur pemasangan tiga stent atau ring di jantungnya. Pemasangan stent ini bertujuan untuk melebarkan kembali arteri yang menyempit agar pasokan darah ke jantung kembali lancar.

"Saya keluar dengan jantung yang sangat kuat sekarang, jadi saya pikir saya dalam kondisi yang baik untuk beberapa waktu mendatang," jelas Brian.

Beberapa hari sebelum mengalami serangan jantung, Brian juga sempat mengalami cedera yang merobek otot gluteus maximus-nya. Cedera ini terjadi pada awal Mei ketika dia sedang berkebun.

Anehnya, rasa nyeri yang Brian rasakan setelah cedera terus menetap. Banyak orang yang mengatakan bahwa rasa nyeri tersebut mungkin bukan disebabkan oleh cedera saat berkebun.

"Jadi saya menjalani pemeriksaan MRI lagi," jelas Brian.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa saraf siatiknya terkompresi dalam kondisi yang cukup berat. Kondisi inilah yang membuat Brian mengalami rasa nyeri berkepanjangan di bagian punggung.

"Saya merasa seperit seseorang memasukkan obeng ke punggung saya sepanjang waktu. Itu sangat menyiksa," ujar Brian.

Brian sudah menjalani terapi untuk mengatasi masalah saraf siatiknya yang terkompresi. Saat ini, Brian mengaku sudah merasa jauh lebih baik.

Saat masih tersiksa dengan nyeri di punggung akibat saraf siatik yang terkompresi inilah Brian mengalami serangan jantung "kecil". Saat serangan jatnung terjadi, Brian mengaku merasakan nyeri dan rasa tertekan di area dada selama 40 menit. Rasa nyeri ini menjalar ke tangannya disertai dengan keluhan keringat dingin.

Gejala-gejala ini membuat Brian menyadari bahwa dirinya sedang mengalami serangan jantung. Dia segera mengubungi dokter pribadinya dan dokter tersebut segera mengantar Brian ke rumah sakit. Serangkaian pemeriksaan di rumah sakit ini menunjukkan adanya penyempitan arteri yang mengharuskan Brian menjalani prosedur pemasangan stent.

Brian berharap pengalamannya dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang sudah memasuki usia lanjut. Di usia tersebut, pemeriksaan kesehatan berkala tetap dibutuhkan meski kondisi tubuh dan jantung tampak sehat.

"Saya akan memeriksakannya bila saya adalah Anda," ujar Brian.

Sebelum jatuh sakit, Brian sedang disibukkan dengan upaya penggalangan dana untuk pendanaan bantuan Covid-19 melalui WHO. Penggalangan dana ini dilakukan melalui perilisan versi terbaru dari "We Are The Champion" yaitu "You Are The Champion" yang dibawakan oleh Queen dan Adam Lambert.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement