Rabu 27 May 2020 17:14 WIB

Tempat Wisata di Garut Kembali Dibuka Juni

Seluruh tempat wisata di Garut mulai beroperasi kembali pada awal Juni

Rep: Bayu Adji P/ Red: Esthi Maharani
Tempat Wisata Alam (TWA) Situ Cangkuang, Kabupaten Garut, Jawa Barat
Foto: Edi Yusuf/Republika
Tempat Wisata Alam (TWA) Situ Cangkuang, Kabupaten Garut, Jawa Barat

REPUBLIKA.CO.ID, GARUT -- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Garut akan membuka kembali destinasi wisata menyambut massa kenormalan baru (new normal). Rencananya, seluruh tempat wisata di daerah berjuluk "Swiss van Java" itu mulai beroperasi kembali pada awal Juni.

Bupati Garut Rudy Gunawan mengatakan, kebijakan itu diambil lantaran daerahnya termasuk dalam zona biru Covid-19 di Provinsi Jawa Barat (Jabar). Karena itu, seluruh tempat wisata akan kembali dibuka dengan tetap menerapkan protokol kesehatan.

"Tempat wisata akan dibuka oleh kita per tanggal 2 Juni. Itu pun dilakukan dengan protokol kesehatan," kata dia, Rabu (27/5).

Untuk melakukan pengawasan, ia menambahkan, pemkab akan menempatkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP). Artinya, wisatawan yang berkunjung akan diawasi untuk tetap menerapkan protokol kesehatan, seperti menjaga jarak (physical distancing) dan terus mengenakan masker.

Selain itu, Rudy mengatakan, pihaknya juga akan memberi tahu para pengusaha hotel dan restoran di Kabupaten Garut, bahwa mereka bisa beroperasi kembali. Meski, protokol kesehatan juga harus tetap diterapkan.

"Kami akan kumpulkan pengusaha hotel dalam waktu dekat membahas soal ini. Mungkin Jumat dengan Wabup dan Disparbud," kata dia.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Garut, Budi Gan Gan mengatakan, hingga saat ini seluruh destinasi wisata di wilayahnya masih ditutup. Namun, pihaknya telah merancang skema untuk kembali membuka destinasi wisata sesuai protokol kesehatan ketika telah dalam masa new normal.

"Memang belum ada arahan, tapi mulai kami siapkan," kata dia, saat dihubungi Republika, Selasa (26/4).

Menurut dia, adanya pandemi Covid-19 pasti memengaruhi kebiasaan wisatawan, dari yang sebelumnya lebih suka bergerombol menjadi lebih terpecar dalam skala kecil. Sementara di sisi lain, pengelola destinasi wisata juga mesti bersiap menghadapi kebiasaan baru para wisatawan itu, misalnya dengan menerapkan tegas protokol kesehatannya dan menyediakaan fasilitas tambahan seperti hand sanitizer.

Ia menambahkan, saat ini pihaknya masih terus mematangkan aturan-aturan yang akan diterapkan di destinasi wisata ketika diperbolehkan kembali beroperasi. Rencananya, aturan itu akan disosialisasikan kepada para pelaku destinasi wisata.

"Kita sekarang rancang, Insyaallah Kamis akan kita sosialisasikan. Mudah-mudahan saat pelaksaan new normal itu bisa beroperasi," kata dia.

Budi mengatakan, langkah itu diambil untuk membangkitkan kembali sektor pariwisata di Kabupaten Garut. Sebab, selama adanya pandemi Covid-19, sektor pariwisata Kabupaten Garut cukup terpukul.

Ia berpendapat, destinasi wisata di Garut memiliki potensi untuk diberlakukan new normal. Sebab, tingkat terpapar Covid-19 di Kabupaten Garut masuh berada di bawah angka 1 persen.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement