Rabu 27 May 2020 16:35 WIB

Jepang Rancang Stimulus Baru 1,1 T Dolar AS

Pemerintah Jepang melindungi bisnis dan lapangan kerja dengan cara apapun.

Rep: Adinda Pryanka/ Red: Fuji Pratiwi
Sejumlah orang menonton layar tv yang menampilkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berbicara di kediaman resmi perdana menteri di Osaka, Jepang, pada awal April lalu. Jepang akan menyusun paket stimulus baru senilai 117 triliun yen atau sekitar 1,1 triliun dolar AS.
Foto: Kyodo News via AP
Sejumlah orang menonton layar tv yang menampilkan Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe saat berbicara di kediaman resmi perdana menteri di Osaka, Jepang, pada awal April lalu. Jepang akan menyusun paket stimulus baru senilai 117 triliun yen atau sekitar 1,1 triliun dolar AS.

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO – Jepang akan menyusun paket stimulus baru senilai 117 triliun yen atau sekitar 1,1 triliun dolar AS yang mencakup belanja langsung guna menekan dampak negatif pandemi Covid-19 terhadap ekonomi. Pandemi Covid-19 telah mendorong Jepang masuk ke dalam jurang resesi.

Seperti dilansir Reuters, Rabu (27/5), stimulus tersebut akan didanai oleh anggaran tambahan kedua. Pada bulan lalu, pemerintah telah terlebih dahulu meluncurkan paket stimulus dengan nilai serupa. Hanya saja, stimulus sebelumnya fokus pada bantuan langsung tunai untuk rumah tangga dan berbagai langkah mengatasi kerusakan langsung dari pandemi.

Baca Juga

Dengan menambah paket stimulus baru, jumlah anggaran yang dihabiskan Jepang untuk memerangi dampak Covid-19 mencapai 234 triliun yen atau sekitar 2,18 triliun dolar AS. Nilai ini setara dengan 40 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) Jepang.

Gabungan dari dua paket stimulus ini juga akan menjadi salah satu paket fiskal terbesar di dunia untuk menangani pandemi Covid-19. Besarannya hampir mendekati ukuran program bantuan Amerika Serikat yang senilai 2,3 triliun dolar AS.

Dalam rancangan anggaran yang dilihat Reuters, terlihat anggaran senilai 33 triliun yen dari paket stimulus baru akan dikucurkan melalui belanja langsung. Paket baru juga meliputi berbagai langkah seperti peningkatan belanja medis, bantuan kepada perusahaan yang berjuang membayar sewa hingga dukungan bagi siswa yang kehilangan pekerjaan paruh waktu.

Selain itu, lebih banyak subsidi untuk perusahaan yang terpukul akibat penurunan penjualan di tengah pandemi. Pemerintah juga menyisihkan 10 triliun yen sebagai dana cadangan yang bisa digunakan untuk pengeluaran darurat.

Perdana Menteri Shinzo Abe mengatakan, pemerintah Jepang harus melindungi bisnis dan lapangan kerja dengan cara apapun dalam menghadapi tantangan ke depannya. "Kita juga harus mengambil semua langkah yang diperlukan untuk mempersiapkan gelombang epidemi berikutnya," tutur Abe dalam pertemuan dengan anggota parlemen, Rabu.

Untuk mendanai stimulus tambahan, Jepang akan mengeluarkan tambahan 31,9 triliun yen melalui obligasi pemerintah pada tahun fiskal ini (berakhir Maret 2021). Secara total, penerbitan obligasi baru pada tahun fiskal sekarang mencapai ke rekor 90 triliun yen.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement