Rabu 27 May 2020 13:44 WIB

Kemensos: Bantuan Sosial Tunai Tahap II Cair pada Juni 

Dana bantuan sosial tunai tahap dua sudah berada di kantor PT Pos Indonesia.

Masyarakat antre Bantuan Sosial Tunai (BST), di Kantor Pos. Kemensos mengatakan bantuan sosial tunai (BST) tahap kedua bagi warga terdampak Covid-19 akan cair awal bulan Juni.
Foto: Edi Yusuf/Republika
Masyarakat antre Bantuan Sosial Tunai (BST), di Kantor Pos. Kemensos mengatakan bantuan sosial tunai (BST) tahap kedua bagi warga terdampak Covid-19 akan cair awal bulan Juni.

REPUBLIKA.CO.ID, INDRAMAYU -- Direktur Jenderal Penanganan Fakir Miskin (Dirjen PFM) Kementerian Sosial (Kemensos) Asep Sasa Purnama mengatakan bantuan sosial tunai (BST) tahap kedua bagi warga terdampak Covid-19 akan cair awal bulan Juni. "Rencana awal Juni gelombang kedua BTS sudah bisa dicairkan keluarga penerima manfaat (KPM)," kata Asep saat melakukan monitoring dan supervisi BST di Kabupaten Indramayu, Rabu (27/5).

Asep mengatakan saat ini dana BST tahap dua sudah berada di kantor PT Pos Indonesia. Mereka tinggal menunggu perintah pencairan dari pemerintah.

Baca Juga

"Sedangkan untuk gelombang ketiga, kalau sesuai jadwal itu pekan ketiga bulan Juni," ujarnya.

Dari data yang ada, kata Asep, alokasi KPM BST di Kabupaten Indramayu mencapai 33.954 keluarga. Sementara untuk realisasi KPM BST yang sudah tersalurkan di Kabupaten Indramayu 30.203 keluarga.

 

Setiap KK mendapatkan BST sebesar Rp 600.000 setiap bulan selama 3 bulan, selama masa pandemi COVID-19. Sementara data KPM penerima BST di Provinsi Jawa Barat a.070.758 keluarga.

"Dalam penyaluran BST, selain menggandeng PT Pos Indonesia, kami juga menggandeng Himpunan Bank Milik Negara (Himbara)," tuturnya.

Kemensos menargetkan jumlah penerima BST seluruh Indonesia pada masa pandemi COVID-19 ini mencapai 9 juta KPM. Dari data tersebut, PT Pos Indonesia mengkover sekitar 8,3 juta KPM dan sisanya disalurkan oleh Himbara.

Dia menambahkan untuk pencairan BST di wilayah terdepan, terpencil, dan tertinggal (3T) dilakukan sekaligus tiga bulan. Contohnya di wilayah Maluku dan Papua, karena ongkos pengiriman BST ke wilayah tersebut sangat mahal.

"Kita berharap gelombang ketiga terutama daerah jauh seperti Papua kalau disalurkan setiap bulan menjadi tidak efisien, ongkosnya mahal. Jadi langsung 3 bulan," kata Asep.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement