Selasa 26 May 2020 19:42 WIB

Ini Pendapat MUI Sumbar Terkait Kebijakan New Normal

Kehidupan yang diatur dalam Islam sudah lebih sempurna dibanding konsep new normal.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Andi Nur Aminah
Ketua MUI Sumatera Barat Gusrizal Gazahar|
Foto: Republika/Febrian Fachri
Ketua MUI Sumatera Barat Gusrizal Gazahar|

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Barat (Sumbar), Buya Gusrizal Gazahar turut berkomentar mengenai kebijakan new normal yang diterapkan pemerintah pusat. Menurut Buya Gusrizal kehidupan yang diatur dalam Islam sudah lebih sempurna dibanding konsep new normal.

Ia berpendapat kebijakan new normal hanya mengatur beberapa sisi kehidupan seperti di kantor, pasar, dan lainnya. Pola yang diatur dalam konsep new normal menurut Gusrizal tidak menyeluruh. Dan konsep pengaturan kehidupan secara menyeluruh kata Gusrizal sudah lebih mendalam di dalam Islam.

"Dalam Islam ada perintah menjaga kebersihan, kalau bersin menutupnya, menghindar dari orang batuk, menjaga wudhu, kalau bisa seorang Muslim selalu menjaga wudhu," kata Buya Gusrizal, Selasa (26/5).

Islam lanjut Buya Gusrizal telah memerintahkan semua manusia untuk menjaga kebersihan lingkungan, menjaga kebersihan makanan, dan mengonsumsi gizi yang seimbang. Gusrizal menilai ketika new normal dijalankan tetapi tidak dilakukan secara menyeluruh maka hal itu itu akan sama saja dengan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) yang masih berlangsung hingga sekarang.

Gusrizal mengkhawatirkan new normal bisa membuka berbagai macam solusi yang belum tentu cocok dengan umat Islam. Umat Islam kata dia mesti menyadari bahwa apa yang terjadi saat ini bukan hanya disebabkan oleh virus saja.

Gusrizal menyebut dari perspektif Islam kondisi saat terjadi karena faktor kemaksiatan, dan hal-hal yang tidak sesuai denga nilai Islam. Sebab dalam Islam ada faktor zahir dan bathin juga menyebabkan sebuah musibah.

"Kalau dalam Islam solusi tidak hanya persoalan zahir saja, ada faktor lain seperti perkara keimanan dan berbagai macam, jadi kembalikan saja umat kepada tuntunan," ucap Buya Gusrizal. Harusnya menurut Gusrizal pemerintah melakukan kajian terlebih dahulu sebelum mengambil keputusan. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement