Selasa 26 May 2020 19:33 WIB

Pasien Positif Corona di Depok Bertambah, Jadi 535 Orang

Penambahan kasus berasal dari tindak lanjut program rapid test Kota Depok.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Wali Kota Depok Mohammad Idris
Foto: dok.Istimewa
Wali Kota Depok Mohammad Idris

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Pemerintah Kota (Pemkot) Depok kembali memperbarui data perkembangan kasus virus corona (Covid-19). Berdasarkan data yang dirilis Selasa (26/5), pasien terkonfirmasi positif bertambah 21 orang sehingga menjadi 535 orang dari sebelumnya 514 orang.

"Untuk pasien sembuh juga bertambah 10 orang, menjadi 128 orang. Lalu korban meninggal dunia sebanyak 24 orang," ujar Wali Kota Depok, Mohammad Idris, dalam siaran pers yang diterima Republika.co.id, Selasa (26/5).

Menurut Idris, penambahan kasus konfirmasi positif sebanyak 21 kasus berasal dari tindak lanjut program rapid test Kota Depok yang ditindaklanjuti dengan swab di Labkesda dan PCR di Laboratorium RSUI Depok. Sebanyak 12 orang dan sembilan orang lagi infomasi kasus berasal dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta.

"Meskipun akan berdampak pada penambahan kasus dalam setiap harinya, strategi detect melalui rapid test dan Swab PCR akan terus kami lakukan agar kasus dapat dijaring, dipetakan dan di intervensi," jelas Idris.

Idris menegaskan, penambahan kasus Covid-19 di Kota Depok, baik kasus konfirmasi positif, orang tanpa gejala (OTG), orang dalam pengawasan (ODP), dan pasien dalam pengawasan (PDP) masih cukup tinggi hingga saat ini. "OTG berjumlah 1.660 orang, ODP sebanyak 3.727 orang, dan PDP berjumlah 1.426 orang," kata dia.

Idris menambahkan, berdasarkan hal itu, Kota Depok masih sangat rentan terhadap penularan antarwarga, khususnya yang kontak erat dengan kasus konfirmasi positif.

"Berkenaan dengan hal tersebut, Pemkot Depok telah menyediakan rumah sakit untuk isolasi bagi warga terpapar Covid-19, khususnya kasus konfirmasi positif isolasi mandiri, untuk dapat melakukan isolasi di rumah sakit, sehingga dapat memutuskan mata rantai penularan Covid-19," jelas Idris.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement