Selasa 26 May 2020 17:41 WIB

Siswa SMK Ciptakan Teknik Menanam tanpa Pot

Riset dan teknologi sangat penting untuk menghasilkan pangan berkualitas.

Siswa SMK PP Negeri 1 Tegalampel mencintapkan teknik menanam tanpa menggunakan pot ala Jepang
Foto: antara
Siswa SMK PP Negeri 1 Tegalampel mencintapkan teknik menanam tanpa menggunakan pot ala Jepang

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menanam tanaman hias atau berkebun kini menjadi hobi atau kegemaran oleh banyak orang. Guna mendukung aktivitas tersebut, siswa SMK PP Negeri 1 Tegalampel, Bondowoso, Jawa Timur, menciptakan inovasi berupa teknik menanam tanpa pot ala Jepang. Yaitu menempatkan tanaman dalam bola tanah kemudian membungkusnya dengan moss (lumut/sabut kelapa).

Kepala SMK PPN 1 Tegalampel, Anik Sudartini dalam keterangannya yang diterima di Jakarta, Selasa (26/5), menyampaikan, siswanya mengembangkan teknik menanam unik yang diberi nama Smartpot Kokedama Mimos. “Mimos ini merupakan hasil kolaborasi antara teknisi laboratorium kultur jaringan dan guru produktif di SMK PPN 1 Tegalampel,” katanya.

Mimos didesain dengan memiliki tiga sensor. Gas sensor membuat robot kokedama dapat mencari cahaya sendiri sesuai intensitas cahaya yang dibutuhkan.

Sensor ultrasonik mampu membuat alat ini mempunyai fungsi avoider, sehingga tidak menabrak ketika dioperasikan, sedangkan sensor terakhir digunakan untuk mendeteksi adanya polusi di dalam ruangan yang ditandai dengan bunyi alarm.

“Mimos ini belum sempurna. Ke depan, akan dilengkapi dengan monitoris suhu, kelembaban ruangan, dan sistem keamanan, sehingga kita dapat melakukan monitoring ruangan dimanapun kita berada,” ungkap Anik.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo, menyambut baik inovasi yang diciptakan siswa SMK dan mengajak seluruh insan pendidikan vokasi pertanian untuk beradaptasi dalam menghadapi Covid-19.

Mentan mengatakan bahwa riset dan teknologi sangat penting dan akan memberikan kontribusi kuat untuk hadirnya petani yang menghasilkan pangan berkualitas.

“Covid-19 dan vokasi adalah bagian dari cerita baru dunia, di mana Covid-19 mengubah ke arah yang lebih digital dan berbasis teknologi,” katanya.

 Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian,  Dedi Nursyamsi menambahkan bahwa pendidikan vokasi pertanian ditujukan untuk membangun milenial pertanian Indonesia yang berkualitas, yang mampu menghasilkan job creator dan job seeker.

“Untuk membangun milenial pertanian yang berkualitas tersebut, diperlukan tenaga pendidik maupun kependidikan yang juga berkualitas. Oleh sebab itu, segala inovasi yang diciptakan tenaga pendidik maupun kependidikan untuk menunjang proses pembelajaran di sekolah vokasi patut kita apresiasi,” katanya.

Sumber: antara

 

 

 

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement