Selasa 26 May 2020 16:45 WIB

Erick Thohir: 90 Persen BUMN Terdampak Covid-19

Erick Thohir akan memangkas jumlah klaster BUMN agar lebih fokus dan efisien.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Fuji Pratiwi
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick mengatakan, pandemi Covid-19 berimbas pada aktivitas ekonomi Indonesia, tak terkecuali bagi BUMN.
Foto: Republika/Prayogi
Menteri BUMN Erick Thohir. Erick mengatakan, pandemi Covid-19 berimbas pada aktivitas ekonomi Indonesia, tak terkecuali bagi BUMN.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, pandemi Covid-19 berimbas pada aktivitas ekonomi Indonesia, tak terkecuali bagi BUMN. Ia menyebut hampir seluruh BUMN terdampak pandemi ini.

"Saya rasa 90 persen (BUMN) terdampak Covid-19. Hanya 10 persen yang tidak rentan corona, salah satunya di indusri telekomunikas, farmasi, perkebunan, yang ada hubungan dengan makanan," Erick dalam Lebaran Virtual di Jakarta, Selasa (26/5).

Baca Juga

Oleh karena itu, Erick tengah mempersiapkan road map atau peta jalan penguatan ketahanan kesehatan, ketahanan pangan, dan ketahanan energi sebagai hal yang vital bagi bangsa. Sektor kesehatan terbukti mendapat ujian berat tatkala adanya pandemi seperti saat ini. Erick mengaku akan memangkas sejumlah klaster yang ada di BUMN agar lebih fokus dan efisien.

"Makanya kita siapkan road map supaya klaster di BUMN tidak sebanyak hari ini," kata dia.

Saat ini, ada 27 klaster BUMN dan nanti hanya ada 12 klaster saja dimana masing-masing punya rantai pasok. Karena Erick menyadari, ke depan Indonesia ditantang tiga hal yakni teknologi, logistik, dan rantai pasok.

Erick juga telah meminta perusahaan-perusahaan pelat merah melakukan persiapan beradaptasi dengan skenario the new normal. Erick menilai perubahan menjadi keharusan dalam menjaga sektor kesehatan dan perekonomian bangsa. Terlebih, sepertiga kekuatan ekonomi Indonesia ada di BUMN.

Oleh karena itu, Erick sempat mengeluarkan surat edaran kepada seluruh direksi BUMN dalam menghadapi skenario the new normal. "Pemerintah sedang berpikir keras dalam menyeimbangkan aspek kesehatan dan perekonomian. Keduanya menjadi prioritas pemerintah saat ini," ungkap Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement