Selasa 26 May 2020 16:38 WIB

Erick Minta BUMN Farmasi Fokus Tugas Masing-Masing

Pandemi Covid-19 dinilai memberikan pelajaran dalam menjaga ketahanan kesehatan.

Rep: Muhammad Nursyamsi/ Red: Ahmad Fikri Noor
Pekerja mengemas dan memberikan label vaksin di Laboratorium Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/M Agung Rajasa
Pekerja mengemas dan memberikan label vaksin di Laboratorium Bio Farma, Bandung, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menilai, persiapan prosedur new normal atau kenormalan baru perlu dilakukan sebagai bentuk alternatif dalam menghadapi pandemi korona. Erick mengaku sudah meminta setiap direksi perusahaan pelat merah mempersiapkan produser kenormalan baru. Pasalnya, lanjut Erick, upaya penemuan vaksin memerlukan waktu yang tidak sebentar.

Erick pun meminta PT Bio Farma (Persero) berupaya mencari cara untuk adanya penemuan vaksin, termasuk berbicara dengan perusahaan farmasi Cina, Sinovac Biotech.

"Bio Farma sejak dua bulan lalu cari solusi, kita bicara dengan Sinovac dan BPPT, ini jangan jadi tekanan," kata Erick dalam perayaan Lebaran virtual di Jakarta, Selasa (26/5).

Erick mengatakan, upaya penemuan vaksin bisa saja baru terealisasi pada kuartal I hingga kuartal IV 2021. Erick menjelaskan, prosedur kenormalan baru dapat dilakukan sembari menunggu adanya vaksin covid-19. 

Bagi Erick, pandemi Covid-19 memberikan pelajaran besar bagi bangsa dalam menjaga ketahanan kesehatan. Oleh karena itu, Erick meminta BUMN-BUMN farmasi lebih fokus dalam tugasnya masing-masing. Erick meminta Bio Farma lebih fokus pada produk bioplasma, Kimia Farma lebih fokus pada kimia, dan Indo Farma lebih fokus pada industri herbal.

"Saya mau mereka lebih fokus pada titik tadi karena obat-obat herbal kita belum maksimal, ini yang akan kita garap agar ketergantungan impor berkurang," ucap Erick.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement