Selasa 26 May 2020 13:33 WIB

BMKG Ingatkan Warga Sulteng Kemungkinan Cuaca Buruk

BMKG Sulawesi Tengah mengingatkan warga di provinsi itu agar mewaspadai cuaca buruk

Cuaca buruk.     (ilustrasi)
Foto: Republika/Edwin Dwi Putranto
Cuaca buruk. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu, Sulawesi Tengah mengingatkan warga di provinsi itu agar mewaspadai cuaca buruk dalam tempo tiga hingga tujuh hari ke depan.

"Dalam tiga hingga tujuh hari ke depan masih berpotensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Sulawesi Tengah pada umumnya," kata Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas II Mutiara Sis Al-Jufri Palu Nur Alim, di Palu, Selasa (26/5).

Dia mengimbau masyarakat agar tetap waspada khususnya wilayah-wilayah yang memiliki histori banjir dan tanah longsor, karena kapan saja bencana dapat terjadi.

Nur Alim menjelaskan, potensi hujan dengan intensitas tinggi diakibatkan tingginya labilitas udara di sekitar wilayah Indonesia termasuk Sulteng yang juga dapat memicu pergerakan angin lebih kencang dari situasi normal sehingga lebih mudah membentuk awan hitam tebal.

Dari analisis BMKG, kondisi atmosfer secara umum yang terpantau pada tanggal 21 Mei 2020 bahwa tekanan udara di wilayah Indonesia pada umumnya sekitar 1008-1010 hpa.

Dia memaparkan, pola angin di wilayah Indonesia umumnya bertiup dari arah Timur Laut ke arah Timur dengan kecepatan angin rata-rata berkisar antara lima sampai 20 knot.

"Hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi hampir di seluruh wilayah di Tanah Air, termasuk Sulteng, namun pada umumnya cuaca cerah berawan, " ungkap Nur Alim.

Lebih lanjut dia menjelaskan, hujan ringan dengan intensitas 0,1-5,0 mm per jam atau 5-20 mm per hari, demikian pula hujan sedang dengan intensitas 5,0-10,0 mm per jam atau 20-50 mm per hari, dan hujan lebat dengan intensitas 10,0-20 mm per jam atau 10-100 mm per hari begitu pun hujan sangat lebat dengan intensitas lebih dari 20 mm per jam atau lebih dari 100 mm per hari.

Dia juga mengimbau, agar nelayan senantiasa memperhatikan kondisi cuaca saat turun melaut.

"Cuaca kapan saja bisa berubah, olehnya kita tetap memperhatikan situasi agar tidak terjadi hal-hal yang tidak di inginkan," demikian Nur Alim.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement