Selasa 26 May 2020 07:23 WIB

DPRD Minta Sekolah Bersiap dengan New Normal

Hari efektif belajar bisa dikurangi dari 5-6 hari per pekan menjadi hanya 4 hari.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Bilal Ramadhan
Orangtua mengantarkan anaknya ke sekolah di SDN CBM Suryakencana Kota Sukabumi, Senin (15/7).
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Orangtua mengantarkan anaknya ke sekolah di SDN CBM Suryakencana Kota Sukabumi, Senin (15/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Masa pandemi Covid-19 berdampak pada dunia pendidikan. Salah satunya wacana new normal yang harus mulai disiapkan di daerah.

''Saya sangat berharap Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi mulai membuat skenario-skenario, jika saja new normal dilaksanakan,'' ujar anggota Komisi III DPRD Kota Sukabumi, Lukmansyah kepada Republika, Selasa (26/5).

Di mana ia sangat menerima wacana new normal dengan sasaran semua sektor di antaranya sektor pendidikan. Seperti diketahui ungkap Lukmansyah, sekolah yang memang lebih awal terkena dampak adanya pandemi Covid-19 ini. Sehingga ia sangat berharap sekolah-sekolah mulai siap dengan kondisi kehidupan dengan pola baru.

Di antaranya lanjut Lukmansyah, sangat berharap jumlah siswa per kelas harus dibatasi dengan maksimal 20 siswa per kelas. Kegiatan belajar mengajar harus mulai beradaptasi dengan kebiasaan baru diantaranya hari efektif belajar bisa dikurangi yang biasanya 5-6 hari per pekan bisa menjadi empat hari efektif.

Begitupun kata Lukmansyah, jam tatap muka yang biasanya 24 jam per pekan diubah sesuai kondisi saat ini. Selain itu jam istirahat siswa pun dicoba dipikirkan agar diatur berdasarkan jenjang kelas agar protokol kesehatan bisa berjalan maksimal dan siswa tetap belajar dengan menyenangkan.

Terlebih sambung Lukmansyah, bagi siswa-siswa di level pendidikam anak usia dini (PAUD) sampai SMA. Sementara jika perguruan tinggi sudah mulai mengerti dan kesadaran terkait kesehatan seperti sudah mulai menjadi gaya hidup sehari-hari.

''Saya sangat khawatir, jika sektor pendidikan mulai diaktifkan kembali, dan sekolah belum mengadakan perubahaan menuju new normal, kejadian di luar negeri dimana banyak siswa terpapar covid-19 pasca sekolah diaktifkan kembali bisa terjadi,'' ujar dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement