Selasa 26 May 2020 11:55 WIB

Asal-usul Virus Corona: Salahkan Kapitalisme, Bukan China

China terus dituding penyebab pandemi virus corona atas bocornya lab di Wuhan

Rep: aljazeera/ Red: Elba Damhuri
Seorang pria mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona saat keluar dari kereta di Beijing, Selasa (28/4). Kota Wuhan di Cina, yang merupakan pusat pandemi, kembali dilaporkan. tidak ada kasus virus Corona atau kematian pada hari Selasa dan rumah sakitnya tetap kosong dari pasien virus untuk hari kedua berturut-turut.
Foto: AP / Andy Wong
Seorang pria mengenakan masker untuk mencegah penyebaran virus corona saat keluar dari kereta di Beijing, Selasa (28/4). Kota Wuhan di Cina, yang merupakan pusat pandemi, kembali dilaporkan. tidak ada kasus virus Corona atau kematian pada hari Selasa dan rumah sakitnya tetap kosong dari pasien virus untuk hari kedua berturut-turut.

Oleh Li ZhangAsisten Profesor Tamu Studi Global dan Internasional di University of California, Irvine, AS/Menulis untuk Aljazeera

Sejak pecahnya Covid-19 di Kota Wuhan, China, ada banyak penelitian terkait asal-usul muncul virusnya itu. Masalah ini pun dipolitisasi dalam "perang dingin baru" antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Presiden AS Donald Trump, Menlu Mike Pompeo, dan Senator Republik Tom Cotton, menuding keras jika virus corona baru ini berasal dari sebuah laboratorium di Wuhan. Sebaliknya, pejabat Pemerintah China mengeklaim virus itu mungkin berasal dari laboratorium di AS.

Sementara permainan menyalahkan di antara negara besar ini terus menjadi berita utama di media-media internasional, namun ada penyebab utama (sebenarnya) dari pandemi ini yang luput dari perhatian--sebuah masalah umum yang dianut bersama oleh AS, China, dan seluruh dunia--kapitalisme.

Meskipun ada ketidakpastian tentang asal-usul Covid-19, ada beberapa hal yang kita ketahui. Urutan genomik virus corona yang baru telah diidentifikasi pada awal Januari. 

Setelah itu dengan segera sebuah konsensus ilmiah internasional menyatakan bahwa virus corona berevolusi awalnya pada kelelawar. Kemudian, diduga melompat ke manusia melalui spesies perantara.

Penelitian ilmiah menunjuk ke arah trenggiling, tikus hutan, atau musang sebagai jembatan antara kelelawar dan manusia. Tidak ada bukti ilmiah bahwa virus itu sengaja dibuat di laboratorium manapun di seluruh dunia. 

Faktanya, komunitas intelijen AS telah berulang kali menyatakan bahwa asal-usul virus corona baru itu bersifat alami.

Namun, bagaimana hal alami ini menyebabkan wabah besar di Wuhan? Retorika "menyalahkan China" sekarang menunjuk pada kemungkinan kecelakaan di Institut Virologi Wuhan. 

Para ilmuwan di sana meneliti virus corona berasal dari kelelawar--kecuali jika muncul data epidemiologis baru--tidak mungkin untuk membantah teori yang melibatkan kecelakaan di laboratorium. 

Bahkan, jika kita berasumsi ada kebocoran laboratorium, apakah menyalahkan China merupakan cara tepat untuk memecahkan masalah ini?

Kecelakaan laboratorium yang melibatkan penyakit berbahaya telah terjadi berkali-kali di seluruh dunia, termasuk di AS. Pada 2014, Regulator Makanan dan Obat-obatan AS menemukan enam botol cacar yang secara tidak sengaja ditinggalkan di ruang penyimpanan yang tidak aman. 

Pada tahun yang sama, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit secara tidak sengaja mengirim spora antraks ke tiga laboratorium yang tidak aman, kemungkinan bakteri itu menulari para peneliti. 

Kemudian pada 2015, Pentagon secara tidak sengaja mengirimkan anthrax langsung ke sembilan negara bagian dan bahkan ke Korea Selatan. Syukurlah, kecelakaan itu tidak menyebabkan kematian, tetapi ada yang lain yang ternyata mematikan.

Menurut sebuah studi oleh Karen Byers dari American Biological Safety Association, setidaknya ada 1.141 contoh "infeksi yang didapat di laboratorium" yang dilaporkan di seluruh dunia antara 1979 dan 2005. Beberapa di antaranya telah mengakibatkan kematian.

Beberapa kasus cacar di Inggris menewaskan tiga orang pada 1970-an. Kebocoran virus influenza di China menyebabkan wabah pada 1970-an yang juga menyebar ke luar negeri dan menyebabkan sejumlah kematian. 

Epidemi ensefalitis di Venezuela dan Kolombia yang menewaskan sedikitnya 311 orang pada 1995 kemungkinan disebabkan oleh insiden laboratorium.

Pada 2003 dan 2004, pekerja laboratorium di Singapura, Taiwan, dan China Daratan, secara tidak sengaja terinfeksi SARS. Mereka menyebarkan penyakit ini ke tujuh orang dan menyebabkan satu kematian setelah epidemi.

sumber : Aljazeera
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement