REPUBLIKA.CO.ID, ATHENA --- Pesan tegas muncul dalam konferensi digital tentang Palestina pada Sabtu (23 Mei). Atase budaya Iran untuk Athena (Yunani) Ali Mohammad Helmi mengatakan Palestina adalah milik Palestina dan rezim Zionis akan pergi.
Menurut Ali Mohammad Helmi, sejarah menyedihkan pendudukan Palestina dan pembentukan rezim Israel palsu saat ini berakar pada imperialisme AS dan Inggris sejak lama. Tujuannya, jelas Ali, negara-negara Barat itu ingin mendominasi dan mengatur negara-negara kaya minyak di Timur Tengah.
Ia menegaskan pembunuhan atas orang-orang Palestina yang terus tertindas masih berlanjut. Rezim ilegal Israel dan para pendukung utamanya --AS dan Inggris-- pun masih ada berkiprah.
Sejak awal kemenangan Revolusi Islam, kata Ali, Imam Khomeini pernah mengungkapkan rencana AS dan Inggris untuk menghancurkan Palestina dan bahaya rezim rasis Israel untuk kawasan dan dunia.
Imam Khomeini menguraikan tujuan konspirasi berbahaya ini bagi negara-negara Islam dan komunitas dunia.
Pernyataan ini membuat Amerika Serikat dan Inggris marah. Tetapi pada kenyataannya, rakyat Palestina bertempur, dengan dukungan semua Muslim dan pencari kebebasan di seluruh dunia. Desakan untuk mengusir penjajah Zionis pun terus meningkat secara global.
Pada Ramadhan 1979, almarhum Imam Khomeini memperkenalkan Hari Quds kepada dunia dan mengatakan dalam sebuah pidato: "Saya menyerukan semua Muslim dan pemerintah Muslim untuk bersatu mengusir penjajah ini (Israel) dan para pendukungnya dari Palestina dan menyerukan semua Muslim di seluruh dunia untuk menyebut Jumat terakhir bulan Ramadhan sebagai 'hari Quds' dan menyatakan solidaritas internasional umat Islam dalam mendukung hak-hak hukum Muslim (Palestina)."
Sejak itu, para pencari kebebasan dunia terutama di negara-negara Islam telah mengadakan aksi unjuk rasa besar-besaran. Mereka mengorganisasi berbagai kegiatan untuk kebebasan Palestina.
Ikuti Whatsapp Channel Republika
