Senin 25 May 2020 16:55 WIB

Sawahlunto tak Persoalkan tidak Lagi Jadi Zona Hijau

Dari 1.000 sampel swab hasil pool test, ditemukan 2 kasus positif covid-19.

Rep: Febrian Fachri / Red: Agus Yulianto
Warga mengikuti test swab Covid-19
Foto: MUHAMMAD ADIMAJA/ANTARA
Warga mengikuti test swab Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, SAWAHLUNTO -- Kepala Dinas Kesehatan Kota Sawahlunto, Yasril mengatakan, Pemko Sawahlunto merasa tidak masalah daerah mereka bukan lagi sebagai zona hijau atau daerah nol kasus positif covid-19. Karena sejak kemarin, Senin (24/5) sudah ada 2 warga Sawahlunto yang dinyatakan positif terpapar virus corona jenis baru.

Yasri menilai, tidak masalah daerah mereka bukan lagi sebagai zona hijau karena sejak awal Pemko memang ingin memastikan lebih tajam apakah daerah situs warisan dunia Unesco ini benar-benar nol kasus covid-19. Untuk memastikan itu, Pemko Sawahlunto melakukan tes massal dengan pengambilan sampel swab 1.000 orang warga Kota Arang. Dari 1.000 sampel swab hasil pool test bekerja sama dengan Lab Universitas Andalas ini ditemukan dua kasus positif covid-19.

"Kita memilih, biarlah kita berubah status dari zona hijau. Namun kita sedari awal langsung tahu ada atau tidak, kalau ada di mana, kita tracking, kita perjuangkan pencegahan agar tidak menyebar lebih luas," kata Yasril, Senin (25/5).

Yasril mengatakan, 2 kasus positif dari 1.000 sampel swab yang diuji sebenarnya cukup bagus. Karena rasio kasus covid di Sawahlunto masih kecil. Sehingga gugus tugas penanganan covid dapat segera malukan tindakan dan mencegah penularan lebih banyak.

Kedua kasus awal positif covid-19 ini, menurut Yasril, dapat menjadi cambuk agar semua petugas dan elemen masyarakat bisa lebih maksimal dan waspada. Kqta dia, tidak semua daerah di Sumbar yang mau melakukan pool test. Menurut Yasril Pemko Sawahlunto berani melakukan pool test dengan 1.000 sampel ini sebuah langkah maju. Karena dengan pool test, Pemko lebih mudah melakukan tracking dan menentukan langkah ke depan untuk menekan angka penularan virus corona.

"Dari awal kami sudah menduga, dengan jumlah sampel lebih dari seribu orang sangat beresiko mengakhiri status Sawahlunto sebagai daerah zona hijau atau steril covid-19," ucap Yasril. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement