Senin 25 May 2020 12:47 WIB

Gubernur Kalteng Dorong PSBB di Palangka Raya Diperpanjang

Rekomendasi melanjutkan PSBB, yakni kecenderungan kasus positif Covid-19 meningkat.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran.
Foto: Antara
Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran.

REPUBLIKA.CO.ID, PALANGKA RAYA -- Gubernur Kalimantan Tengah (Kalteng), Sugianto Sabran mendorong agar penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tetap diperpanjang. Hal itu dituangkan dalam Surat Gubernur Kalteng tentang evaluasi PSBB yang ditujukan kepada Wali Kota Palangka Raya Fairid Naparin dan adanya surat tersebut dibenarkan oleh Pelaksana Tugas Kepala Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian dan Statistik (Diskominfosantik) Agus Siswadi di Palangka Raya, Senin (25/5).

"Iya benar, surat tersebut valid atau benar adanya," jelas Sugianto melalui pesan singkat. Adapun Pemkot Palangka Raya memutuskan tidak memperpanjang pelaksanaan PSSB, yang sebelumnya berlangsung sejak Senin (11/5) hingga Ahad (24/5).

Dalam surat tersebut, dijabarkan berdasarkan hasil evaluasi penerapan PSBB Palangka Raya, oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kalteng, bersama tim pakar epidemiologi disimpulkan penerapan PSBB direkomendasikan dilanjutkan kembali. Adapun tim epidemiologi tersebut berasal dari Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Cabang Palangka Raya dan Tim Fakultas Kedokteran Universitas Palangka Raya.

Pertimbangan rekomendasi dilanjutkan, yakni kecenderungan kasus positif meningkat, yakni sebanyak 55 kasus pada 11 Mei dan menjadi 77 kasus pada 23 Mei 2020. Memerhatikan hal itu, maka wali kota diminta mempertimbangkan perpanjangan penerapan PSBB dengan mempertajam penerapannya pada skala kelurahan zona merah.

Adapun keputusan tak diperpanjangnya PSBB dikhawatirkan bisa menimbulkan persepsi pada masyarakat, bahwa kasus Covid-19 tak ada lagi di Palangka Raya, sehingga berpotensi menimbulkan semakin meningkatnya kasus positif di wilayah setempat.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement