Senin 25 May 2020 11:42 WIB

Keluarga Tokoh Senior Arab Saudi Laporkan Penculikan

Keluarga tokoh senior Saudi Saad al-Jabri menyebut anggotanya jadi target penculikan.

Rep: Rizky Surya/ Red: Nur Aini
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman
Foto: AP Photo/Jacquelyn Martin
Putra Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Keluarga Saad al-Jabri dikabarkan menjadi target serangan teror penculikan. Al-Jabri merupakan tokoh senior di pemerintah Arab Saudi yang menjadi kunci hubungan dengan lembaga intelijen Inggris dan Amerika Serikat.

Al-Jabri pernah membongkar plot serangan al-Qaeda melawan Dunia Barat. Ia menjalani pengasingan tiga tahun lalu karena khawatir dihukum Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman. Al-Jabri dianggap berjasa besar dalam pengumpulan informasi intelijen dunia barat.

Baca Juga

Kini, anak Al-Jabri ditangkap sebagai sandera, berdasarkan informasi anak tertua Al-Jabri, Khalid Al-Jabri.

"Omar dan Sarah diculik dari tempat tidur mereka pada 16 Maret subuh oleh 50 petugas pemerintah yang datang dengan 20 mobil," kata Khalid dilansir dari BBC pada Senin, (25/5).

Tak berhenti sampai penculikan, kediaman mereka di Riyadh digeledah. Rekaman CCTV di sana diambil paksa. Aksi penculikan dibuat sebersih mungkin agar tak bisa diselidiki.

Hingga saat ini, belum ada tuduhan yang dijatuhkan pada keluarga Al-Jabri yang diculik itu. Bahkan keluarga Al-Jabri belum menerima alasan apapun terkait penculikan. Khalid khawatir akan keselamatan keluarganya.

"Kami bahkan tidak tahu apakah mereka masih hidup atau mati," kata Khalid.

Khalid menduga mereka ditahan untuk melobi ayah Khalid supaya pulang ke Arab. Khalid sempat berbincang lewat telepon dengan ayahnya yang disebut berada di Kanada. Selama ini, keluarga Al-Jabri berusaha mencukupi diri setelah mengalami pengasingan.

"Ayah bisa langsung dipenjara jika pulang ke sini. Mereka bisa membuat kebohongan apa saja tentang ayah, tapi dia tak bersalah," ucap Khalid.

Pemerintah Arab Saudi menolak permintaan BBC untuk wawancara terkait hal ini. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement