Senin 25 May 2020 09:17 WIB

Gubernur Sumbar Minta Warga tak Berwisata Selama Pandemi

Bupati/wali kota di Sumbar diminta menutup tempat wisata setidaknya hingga 29 Mei.

Lobang Jepang, salah satu objek wisata di Sumatra Barat
Foto: Fernan Rahadi/Republika
Lobang Jepang, salah satu objek wisata di Sumatra Barat

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gubernur Sumatra Barat (Sumbar) Irwan Prayitno mengingatkan warga untuk tidak berwisata selama masa pandemi Covid-19. Hal tersebut demi memutus rantai penyebaran virus yang bermula dari Wuhan, China, ini.

"Kita masih dalam upaya pengendalian pandemi Covid-19, jangan berwisata dulu karena bisa menambah klaster baru penyebaran virus," kata dia, Senin (25/5).

Dia mengatakan hal itu lantaran aktivitas berkunjung ke tempat wisata sudah menjadi rutinitas warga saat libur Lebaran. Penerapan pembatasan sosial berskala Besar (PSBB) dinilainya cukup efektif menekan jumlah perantau yang mudik ke kampung halaman karena adanya pembatasan pergerakan transportasi umum dan penutupan pintu perbatasan.

                               

PSBB tahap I diterapkan 22 April sampai 5 Mei 2020, kemudian diperpanjang pada tahap II hingga 29 Mei 2020. Dalam rentang itu, ada ribuan kendaraan yang ditolak masuk ke Sumbar dan terpaksa putar balik. Namun, sebelum penerapan PSBB, Pemprov Sumbar mendata setidaknya ada 120 ribu orang yang telah lebih dulu pulang kampung. Karena itu, tetap ada kemungkinan warga akan berwisata dan memenuhi objek-objek wisata populer di berbagai daerah.

                               

Irwan mengimbau bupati dan wali kota untuk menutup tempat wisata setidaknya hingga 29 Mei 2020 agar tidak ada yang berwisata. Hingga saat ini, terdata 478 warga Sumbar positif terinfeksi Covid-19. Angka itu hampir memenuhi kapasitas tempat tidur di rumah sakit yang disiagakan, yaitu 500 unit pada masa darurat.

Kepatuhan dan kedisiplinan warga akan sangat mempengaruhi upaya pemutusan penyebaran Covid-19 di provinsi tersebut. Sayangnya, menjelang Lebaran kepatuhan itu mulai kendur. Banyak kerumunan terjadi, terutama pada titik-titik yang menjual kebutuhan Lebaran. Dikhawatirkan jumlah warga Sumbar yang terinfeksi akan melonjak setelah Lebaran 1441 Hijriah karena ketidakpatuhan pada protokol kesehatan terkait Covid-19 tersebut.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement