Ahad 24 May 2020 17:20 WIB

Cerita Walkot Bandung Diimami Menantunya Saat Shalat Id

Oded akui pandemi Covid-19 ini membawa perubahan dari berbagai sisi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Bilal Ramadhan
Wali Kota Bandung, Oded M Danial menyerahkan bantuan Rp 100 juta dari CSR BJB untuk kebun binatang bandung, Kamis (14/5). Sejak pandemi covid-19 berlangsung, kebun binatang kesulitan memenuhi makanan satwa sebab ketiadaan pengunjung yang berdampak pada uang operasional menipis.
Foto: istimewa
Wali Kota Bandung, Oded M Danial menyerahkan bantuan Rp 100 juta dari CSR BJB untuk kebun binatang bandung, Kamis (14/5). Sejak pandemi covid-19 berlangsung, kebun binatang kesulitan memenuhi makanan satwa sebab ketiadaan pengunjung yang berdampak pada uang operasional menipis.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Wali Kota Bandung Oded M Danial, melaksanakan shalat Idul Fitri di Rumah Dinasnya di Pendopo Kota Bandung Jalan Dalem Kaum, Ahad (24/5).

Oded dan keluarganya, menggelar shalat  di ruang Arab Pendopo.

Saat matahari mulai muncul dari timur, takbir-takbir mulai dilantunkan oleh anggota keluarga di rungan itu. Satu per satu keluarga Pendopo berkumpul di ruang Arab menunggu saatnya shalat Idulfitri tiba.

Memasuki waktu duha, atau ketika matahari mulai naik sepenggalahan, Thyazen Abdo Alhakimi, salah seorang menantu Oded, mulai mengambil tempat untuk menjadi imam salat. Ia membacakan surat Al-A’la di rakaat pertama, dan surat Adh-Dhuha di rakaat kedua.

Selanjutnya, ia pun menjadi khatib dengan menyampaikan hadis tentang nasihat malaikat Jibril yang disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW. Ia menjelaskan bahwa Jibril memberikan tiga nasihat kepada Nabi Muhammad.

“Hiduplah sesukamu, tapi ingat nanti kamu akan mati. Cintailah sesuatu, tetapi ingat suatu saat akan berpisah. Berbuatlah apa yang engkau inginkan, suatu hari engkau akan dapat balasannya,” ujar Thyazen yang juga seorang hafiz Alquran ini.

Seusai khutbah, anak dan menantu Oded pun melakukan sungkem untuk saling bermaaf-maafan. Oded dan istri, Siti Muntamah, tak kuasa menahan air mata saat satu persatu anak-anak dan menantunya menciumi tangan dan memeluk mereka.

Suasana Idulfitri tahun ini memang berbeda bagi keduanya. Tak semua putri mereka hadir di Pendopo untuk merayakan lebaran bersama. Putri sulung mereka yang berdomisili di Indramayu tak ikut mudik untuk bertemu dengan orang tuanya.

Hal yang sama juga mungkin dirasakan oleh sebagian warga Kota Bandung. Pandemi Covid-19 telah membawa perubahan pada berbagai sisi kehidupan. Oded pun merasakan hal yang sama.

“Walaupun suasana idul Fitri yang berbeda dari biasanya, tapi saya berharap mudahan tidak mengurangi keberkahan kita,” ujar Oded usai bermusafahah.

Menurut Oded, yang terpenting adalah bagaimana kita di penghujung Ramadhan ini melakukan perpisahan dengan ‘syahrummubarak’ ini dengan mengambil hikmah dari semasa Ramadhan.

Momentum Ramadhan dan Idul Fitri tahun ini juga dimanfaatkan Oded untuk memperkuat ukhuwah keluarga. Ramadhan biasanya menjadi bulan terpadat Oded karena memiliki agenda yang banyak bersama masyarakat.

Namun sekarang ia justru lebih banyak di rumah karena keadaan yang tidak memungkinkan. Ia bersama istri pun bisa memanfaatkan waktu untuk berkumpul dengan anak-anak.

“Ini adalah momentum kesempatan Mang Oded untuk membangun ukhuwah di keluarga, antara Mang Oded dengan Umi karena lebih sering berada di rumah. Yang paling terasa adalah bagaimana membangun kedekatan antara Mang Oded sebagai ayah, sebagai suami, sebagai kakek,” katanya.

Sebagai kepala daerah, ia kerap memanjatkan doa untuk Kota Bandung selama bulan Ramadan. Ia percaya saat Ramadhan doa-doa akan dikabulkan.

“Mang Oded meminta keberkahan karena Ramadhan adalah bulan penuh berkah. Mang Oded juga meminta naungan rahmat karena Ramadhan adalah bulan penuh rahmat, serta memperbanyak istighfar atau memohon ampunan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement