Ahad 24 May 2020 17:17 WIB

Thailand Mulai Uji Coba Vaksin Covid-19 pada Monyet

Hasil uji coba pada monyet diharapkan memberi gambaran efektivitas vaksin Covid-19.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Pembuatan vaksin. (Ilustrasi). Para ahli terus berupaya mengembangkan vaksin guna memutus pandemi Covid-19. Pada Sabtu (23/5) peneliti di Thailand mulai menguji vaksin pada monyet, setelah sebelumnya melakukan ujicoba pada tikus.
Foto: AP Photo/John Minchillo
Pembuatan vaksin. (Ilustrasi). Para ahli terus berupaya mengembangkan vaksin guna memutus pandemi Covid-19. Pada Sabtu (23/5) peneliti di Thailand mulai menguji vaksin pada monyet, setelah sebelumnya melakukan ujicoba pada tikus.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ahli terus berupaya mengembangkan vaksin guna memutus pandemi Covid-19. Pada Sabtu (23/5) peneliti di Thailand mulai menguji vaksin pada monyet, setelah mereka melakukan ujicoba pada tikus.

Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, Penelitian dan Inovasi Thailand, Suvit Maesincee berharap hasil uji coba pada monyet akan memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana keefektivan kerja vaksin.

"Proyek ini adalah untuk seluruh umat manusia, bukan hanya orang Thailand. Perdana menteri (Prayuth Chan-ocha) telah menginstruksikan agar kami mengembangkan vaksin dan bergabung dengan para ahli dunia untuk mencipta vaksin," kata Suvit, seperti dilansir Times Now News, Ahad (24/5).

Pada hari Rabu, Thailand mengumumkan, mereka sedang mengembangkan vaksin. Lebih dari seratus vaksin sedang dikembangkan di seluruh dunia, sementara sekitar 10 di antaranya masih dalam tahap uji coba manusia. Para peneliti di Thailand percaya bahwa jika semuanya berjalan dengan baik, vaksin sudah siap tahun depan.

Thailand juga sudah mulai memesan dua pabrik untuk pengembangan vaksin COVID-19. Vaksin Thailand menggunakan messenger RNA, yang memberi sinyal tubuh untuk memproduksi antigen, molekul di permukaan virus dan memacu sistem kekebalan tubuh beraksi.

Vaksin ini sedang dikembangkan oleh National Vaksin Institute, Departemen Ilmu Kedokteran dan pusat penelitian vaksin Universitas Chulalongkorn.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement