Ahad 24 May 2020 10:31 WIB

Gelandang box to box Riwayatmu Kini (Bag.I)

Di era terkini, ada N'Golo Kante.

Rep: Frederikus bata/ Red: Gilang Akbar Prambadi
Steven Gerrard. Pernah dikenal sebagai box to box paling piawai di eranya.
Foto: AP Photo/Tim Ireland
Steven Gerrard. Pernah dikenal sebagai box to box paling piawai di eranya.

REPUBLIKA.CO.ID, MANCHESTER -- Pada dekade 90an hingga awal 2000an, istilah gelandang box to box nyaring terdengar. Terutama di Liga Inggris. 

Sesuai namanya, pemain tengah dengan karakter tersebut memiliki daya jelajah tinggi. Ia berperan dalam memutus rantai serangan lawan. Turun hingga ke kotak penaltinya, membantu para bek. 

Ia juga aktif bergerak saat merancang serangan balik. Tak jarang transisinya hingga ke kotak penalti lawan. Beberapa nama identik dengan peran ini. Ada Paul Scholes di Manchester United, Frank Lampard di Chelsea, hingga Steven Gerrard di Liverpool. 

Jika melihat peran tiga gelandang tersebut, mereka masuk kategori serba bisa. Scholes, Lampard, dan Gerrard mau menderita ketika diserang. 

Ketiganya mampu mengatur irama permainan layaknya playmaker, atau lebih tepatnya menjaga keseimbangan tim. Scholes, Lampard, dan Gerrard, juga bisa mencetak gol. Komplit. 

Di era terkini, ada N'Golo Kante, Blaise Matuidi, hingga Radja Nainggolan yang sering leluasa bergerak. Namun dari ukuran gol, masih di bawah Gerrard cs. 

Tahun berganti, tentunya ada perubahan. Begitu pun taktik dalam sepak bola. Belakangan sulit mencari pemain yang murni seorang gelandang box to box. Beberapa sempat mencuat ke permukaan, di antaranya Aaron Ramsey (Juventus), hingga Jordan Henderson (Liverpool). 

Namun jika melihat aksi Ramsey dan Henderson, mereka tidak memiliki keahlian di semua bidang seperti Lampard cs. Ramsey lebih piawai sebagai pengatur irama dan gelandang serang. Tapi untuk kemampuan bertahan belum teruji. 

Jagoan Wales bahkan sempat masuk keluar ruang perawatan karena cedera. Sementara Henderson lebih pantas jadi penyeimbang tim. Ia tidak leluasa bergerak ala Isco di Real Madrid, atau Kante di Chelsea. 

Lalu mengapa sosok gelandang box to box mulai hilang di era terkini? Taktik pelatih bisa menjadi salah satu penyebab.  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement