Ahad 24 May 2020 07:30 WIB

Studi: 70 Persen Orang AS Ingin Tonton Film Baru dari Rumah

Penikmat film di AS lebih memilih menonton sinema baru dari rumah.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Nora Azizah
Penikmat film di AS lebih memilih menonton sinema baru dari rumah (Foto: ilustrasi menonton film)
Foto: www.freepik.com
Penikmat film di AS lebih memilih menonton sinema baru dari rumah (Foto: ilustrasi menonton film)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Usai pandemi corona berlalu, bioskop-bioskop perlu usaha keras untuk kembali menjaring penonton. Menurut studi terbaru, kebanyakan penikmat film di Amerika Serikat (AS) lebih memilih menonton sinema baru dari rumah.

Riset digagas oleh Performance Research and Full Circle Research Co yang berbasis di Maryland, AS. Hasil studi menyebutkan, sebanyak 70 persen responden lebih suka menyimak film baru dari layanan digital jika biayanya sama dengan bioskop.

Baca Juga

Survei melibatkan 1.000 orang dari seluruh negeri. Dari keseluruhan jumlah tersebut, hanya 13 persen orang yang menyebutkan ingin menonton film keluaran terbaru di bioskop, sementara 17 persen lainnya mengatakan tidak yakin.

Ada 37 persen responden yang berencana untuk jarang pergi ke bioskop, bahkan jika pemerintah dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS menetapkan kondisi sudah memadai. Sebanyak 10 persen orang bertekad tidak ingin ke bioskop lagi.

Jika harus kembali ke bioskop, sebanyak 43 persen penonton memilih genre komedi, Jenis terpopuler kedua adalah 35 persen. Genre yang biasanya mendominasi box office, film pahlawan super dan horor masing-masing diminati 33 persen dan 19 persen responden.

Temuan studi mengenai bioskop serupa dengan industri hiburan lain. Ada 39 persen orang yang ingin mengurangi datang ke konser, 36 persen akan lebih menghindari taman hiburan, dan 33 persen enggan menonton teater dan seni pertunjukan.

Lebih dari separuh responden, yakni sebanyak 51 persen, ingin menunggu beberapa bulan sebelum merasa aman untuk menghadiri pertunjukan Broadway di New York. Bahkan, apabila pejabat setempat dan pemerintah daerah sudah mengatakan keadaan sudah aman.

"Ketika negara mulai membuka diri, justru terlihat pergerakan untuk lebih berhati-hati dari mayoritas warga Amerika yang dengan jelas mengatakan belum saatnya menghadiri acara publik," kata Presiden Performance Research, Jed Pearsall, dikutip dari laman People, Ahad (24/5).

Hasil riset terbaru itu dipublikasikan pada Rabu (20/5). Performance Research pernah menggagas survei serupa pada Maret 2020. Hasilnya, sebanyak 28 persen responden ingin mengurangi pergi ke bioskop dan enam persen tidak ingin datang lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement