Iran Mulai Buka Masjid, Pusat Bisnis, dan Museum

Rep: Fergi Nadira B/ Red: Nashih Nashrullah

Sabtu 23 May 2020 17:01 WIB

Iran akan memberlakukan SOP kesehatan Covid-19 di masjid dan pusat bisnis. Ilustrasi penutupan masjid di Teheran selama Ramadhan. Foto: AP Foto / Vahid Salemi Iran akan memberlakukan SOP kesehatan Covid-19 di masjid dan pusat bisnis. Ilustrasi penutupan masjid di Teheran selama Ramadhan.

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN – Iran mengumumkan mulai membuka kembali bisnis, situs keagamaan, dan budaya sebagai bagian dari pelonggaran pembatasan yang diberlakukan untuk mengekang penyebaran virus corona baru, Covid-19. 

Presiden Iran, Hassan Rouhani, mengatakan museum dan situs bersejarah akan dibuka kembali bertepatan dengan perayaan Idul Fitri.  

Baca Juga

Kuil suci, yang beberapa di antaranya menjadi titik fokus epidemi virus di Iran, mulai dibuka kembali, Senin mendatang. Pekan lalu Rouhani mengatakan kuil akan dibuka selama tiga jam di pagi hari dan tiga jam di sore hari.

Beberapa area kuil seperti koridor sempit akan tetap tertutup.  Semua pekerja di negara itu akan kembali bekerja Sabtu depan. "Kita dapat mengatakan bahwa kita telah melewati tiga tahap dari masa krisis virus corona," kata Rouhani.  

Fase keempat adalah penahanan di 10 dari 31 provinsi Iran, di mana situasinya lebih baik. Sementara itu, skrining akan semakin intensif dilakukan sementara pasien yang terinfeksi akan dipisahkan dari sisa populasi. 

Rouhani mengatakan, bahwa 88 persen dari kematian akibat Covid-19 di Iran adalah korban dengan penyakit yang mendasarinya. Menurut angka kementerian kesehatan, lebih dari 7.000 orang sejauh ini meninggal akibat pandemi di Iran dan lebih dari 130 ribu telah terinfeksi.  

Presiden juga mengatakan pekan lalu bahwa restoran akan dibuka kembali setelah Ramadhan dan kegiatan olah raga akan dilanjutkan tanpa penonton. Universitas, tetapi bukan sekolah kedokteran, akan dibuka kembali pada 6 Juni.