Foto: Thoudy Badai_Republika
Ustazah Mamah Dedeh berpose untuk Republika disela-sela aktivitas tausiyah pada gelaran Festival Republik dan Dzikir Nasional 2019 di Masjid Agung At-Tin, Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Selasa (31/12).
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Meski bukan suatu hal yang diwajibkan, tradisi mudik dan bersilaturahim kerap dilakukan umat Islam Indonesia setiap tahun ketika Lebaran. Meski terdapat larangan mudik yang diterapkan pemerintah, kaum Muslimin tak kehilangan cara untuk merawat silaturahimnya.
Ustazah Dedeh Rosidah atau yang akrab disapa Mamah Dedeh menceritakan kisah tidak mudiknya tahun ini. Menurut Mamah Dedeh, mudik pada Hari Raya Idul Fitri hanyalah tradisi yang tidak wajib dan bukan prioritas di masa pandemi virus corona jenis baru (Covid-19) seperti sekarang ini.
Apalagi, Mamah Dedeh menuturkan, pada prinsipnya umat Islam perlu merawat silaturahim tak hanya pada suatu waktu saja. Silaturahim dalam Islam harus dirawat dengan melaksanakannya setiap waktu. Sepanjang kemampuan si pemilik hajat memungkinkan.
“Mamah tahun ini nggak mudik. Secara pribadi, Mamah bilang kalau mudik saat ini agak riskan dan membahayakan. Mending di rumah, tapi silaturahim bisa tetap dijaga,” kata Mamah saat dihubungi Republika, Rabu (20/5).
Sebelum merebaknya Covid-19, pendakwah senior yang satu ini memang selalu menjaga silaturahimnya. Baik itu dengan keluarga di kampung halaman Ciamis, tetangga, maupun kolega yang mengenalnya. Mamah bahkan bercerita kerap pulang mudik ke Ciamis hampir satu bulan sekali.
Sanak keluarga Mamah Dedeh asal Ciamis pun kerap mengunjunginya ke kediamannya di Depok untuk bersilaturahim. Mereka datang tidak hanya saat Idul Fitri berlangsung. Karena itu, Mamah Dedeh merasa tetap bisa enjoy menjalani silaturahim tanpa harus berpergian keluar rumah di tengah wabah ini.“Sekarang kan teknologi sudah canggih. Silaturahim bisa lewat video call, telepon, wa (Whats App chatting), gampang. Jadi kalau Mamah pribadi, enjoy saja, santai,” ungkapnya.
#1
#2
#3
#4
#5
