Sabtu 23 May 2020 16:31 WIB

AS Terbitkan Pedoman Pembukaan Rumah Ibadah Saat Pandemi

Presiden AS Donald Trump menilai tempat ibadah jadi lokasi penting untuk dibuka

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Presiden Donald Trump mengizinkan tempat ibadah buka saat pandemi Covid-19
Foto: EPA
Presiden Donald Trump mengizinkan tempat ibadah buka saat pandemi Covid-19

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Setelah Presiden Amerika Serikat (AS) mengumumkan pembukaan rumah ibadah, Centers for Disease Control and Prevention (CDS) AS merilis pedoman baru tentang cara membuka kembali rumah ibadah dengan aman. Pedoman itu termasuk rekomendasi untuk membatasi berapa banyak orang pada pertemuan dan mempertimbangkan mengadakan layanan di luar ruangan atau di area yang luas serta berventilasi baik.

Badan Kesehatan Umum, biasanya menyarankan orang-orang untuk menghindari pertemuan lebih dari 10 orang. Hal itu berarti mendorong orang Amerika untuk tetap menjaga jarak sejauh 1,8 meter dari orang lain jika memungkinkan di tempat ibadah. Panduan juga diwajibkan untuk orang-orang mengenakan masker, dan mengurangi menyanyi yang dinilai dapat menyebarkan tetes aerosol yang membawa virus.

Baca Juga

Draft panduan pedoman baru ini sebagian besar berisi saran yang sama dengan draft pedoman yang telah dirancang sebulan lalu. Draft bulan lalu menguraikan langlah-langkah spesifik oleh berbagai jenis organisasi termasuk rumah ibadah dalam persiapan pembukaan kembali kegiatannya.

Draft panduan yang dirancang bulan lalu membahas pembukaan kembali dalam beberapa langkah. Fase pertama akan membatasi pertemuan untuk streaming video dan layanan drive-in. Fase selanjutnya memungkinkan pertemuan secara pribadi dengan ukuran terbatas dan hanya ketika tindakan pencegahan jarak sosial dapat diikuti. Namun, pedoman yang baru ini tidak membahas fase-fase seperti itu.

Koordinator gugus tugas virus corona Gedung Putih, dr. Deborah Birx mengatakan, para pemimpin agama harus berhubungan dengan departemen kesehatan setempat dan dapat mengambil langkah-langkah untuk mengurangi risiko. Hal itu termasuk memastikan mereka yang berisiko tinggi mengalami komplikasi parah tetap dilindungi.

"Ada cara bagi kami untuk bekerja bersama untuk menjaga jarak dan keamanan sosial bagi orang-orang sehingga kami mengurangi jumlah paparan yang harus ada orang yang asimptomatik," katanya.

Layanan keagamaan telah menjadi vektor untuk penularan virus. Seseorang yang menghadiri layanan Hari Ibu di sebuah gereja di Kalifornia Utara yang menentang perintah penutupan gubernur kemudian dinyatakan positif. Sebuah latihan paduan suara di sebuah gereja di negara bagian Washington diberi label oleh CDC sebagai penularan awal.

Namun demikian, Trump menekankan betapa pentingnya rumah ibadah seperti gereja, sinagoge, dan masjid untuk orang Amerika. Dia pun meminta para gubernur di negara bagian untuk menyamakan rumah ibadah dengan layanan penting seperti rumah sakit, supermarkat, dan apotek.

"Beberapa gubernur menganggap toko minuman keras dan klinik aborsi sebagai hal yang penting, tetapi bukan gereja. Itu tidak benar. Jadi saya memperbaiki ketidakadilan ini dan menyebut rumah ibadat penting," ujar Trump.

"Ini adalah tempat-tempat yang menyatukan masyarakat kita dan menyatukan rakyat kita," ujarnya.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement