Sabtu 23 May 2020 14:14 WIB

Kesaksian Penumpang Selamat dari Kecelakaan Pesawat Pakistan

Pesawat Pakistan disebut melakukan penerbangan dengan mulus sebelum jatuh.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
 Tentara dan sukarelawan mengumpulkan mayat di lokasi kecelakaan di Karachi, Pakistan, Jumat, 22 Mei 2020. Seorang pejabat penerbangan mengatakan, sebuah pesawat penumpang milik Perusahaan Penerbangan Internasional Pakistan yang mengangkut lebih dari 100 penumpang dan awaknya jatuh di dekat kota pelabuhan selatan Karachi
Foto: AP/Fareed Khan
Tentara dan sukarelawan mengumpulkan mayat di lokasi kecelakaan di Karachi, Pakistan, Jumat, 22 Mei 2020. Seorang pejabat penerbangan mengatakan, sebuah pesawat penumpang milik Perusahaan Penerbangan Internasional Pakistan yang mengangkut lebih dari 100 penumpang dan awaknya jatuh di dekat kota pelabuhan selatan Karachi

REPUBLIKA.CO.ID, KARACHI -- Seorang penumpang yang selamat dari kecelakaan pesawat Pakistan International Airlines (PIA) Airbus A320, Muhammad Zubair melihat kobaran api ketika pesawat terjatuh. Zubair yang menderita luka ringan mengatakan, pesawat mencoba untuk melakukan pendaratan, tetapi sekitar 10-15 menit kemudian terjatuh.

Zubair mengaku tidak menyangka bahwa pesawat yang ditumpanginya akan jatuh. Dia mengatakan, pesawat tersebut melakukan penerbangan dengan sangat mulus dan tidak ada tanda-tanda kerusakan. Ketika pesawat jatuh, Zubair tidak dapat melihat orang-orang di sekelilingnya karena pesawat dipenuhi oleh asap. Dia hanya bisa mendengar teriakan para penumpang dari segala penjuru.

Baca Juga

"Tidak ada yang tahu bahwa pesawat itu akan jatuh, mereka menerbangkan pesawat dengan mulus. Saya mendengar teriakan dari segala arah, anak-anak dan orang dewasa. Yang bisa saya lihat hanyalah api, saya tidak bisa melihat orang-orang di sekitar saya, saya hanya mendengar teriakan mereka," ujar Zubair.

Zubair berhasil keluar dari pesawat karena melihat sebuah cahaya. Dia membuka sabuk pengaman dan berjalan ke arah cahaya tersebut, kemudian melompat dari ketinggian sekitar tiga meter untuk menyelamatkan diri.

"Saya membuka sabuk pengaman dan melihat beberapa cahaya, saya pergi ke arah cahaya. Saya harus melompat sekitar tiga meter untuk mendapatkan keselamatan," kata Zubair, dilansir BBC.

Pakistan International Airlines dengan nomor penrbangan PK8303 mengangkut 91 penumpang dan delapan awak. Sebagian besar penumpang merupakan keluarga yang bepergian menjelang libur Idul Fitri. Pesawat tersebut terbang dari Lahore dan dijadwalkan mendarat di Bandara Internasional Jinnah, Karachi pada pukul 14.30 waktu setempat.

Pesawat tersebut jatuh di daerah perumahan Model Colony. Dalam sebuah rekaman televisi, kru penyelamat menyisir puing-puing pesawat yang berserakan di jalan-jalan dengan zona padat penduduk. Sejumlah mobil di area perumahan itu tampak terbakar.

Seorang saksi mata, Mohammed Uzair Khan mengatakan, dia mendengar suara ledakan besar dan bergegas keluar rumah. Menurutnya, empat rumah hancur total karena tertimpa pesawat.

"Empat rumah hancur total, banyak api dan asap. Mereka adalah tetangga saya, ini sangat mengerikan," ujar Khan.

Sebuah audio yang diklaim sebagai percakapan antara kontrol lalu lintas udara dan seorang pilot PIA diterbitkan oleh media Pakistan. Dalam rekaman tersebut, pilot terdengar mengatakan bahwa pesawat itu mengalami kerusakan mesin. Seorang pengawas lalu lintas udara bertanya apakah pilot akan melakukan "belly landing", kemudian pilot menjawab, "mayday, mayday, mayday".

Hingga saat ini tim investigasi masih menyelidiki penyebab jatuhnya pesawat tersebut, dengan memeriksa kotak hitam. Pihak berwenang telah mengkonfirmasi 97 kematian, dan 19 di antaranya telah diidentifikasi.

Presiden Bank of Punjab, Zafar Masud menjadi salah satu penumpang yang selamat dari kecelakaan itu. Selain itu, seorang jurnalis senior di saluran TV 24 News, Ansar Naqvi, dan mantan kepala Otoritas Manajemen Bencana Punjab, Khalid Sherdil, juga terdaftar dalam manifes penumpang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement