Sabtu 23 May 2020 11:17 WIB

Refugia, Cantik Alami, Lindungi Pertanian dan Banyak Manfaat

Saat ini cukup banyak kelompok tani sayuran dan buah yang menanam refugia.

Pernah melihat semaraknya bunga-bunga di sekitar pertanaman cabai, bawang merah atau bahkan padi? Bahkan pernah ada berita tentang pertanaman sayuran yang tiba-tiba viral menjadi tempat wisata dadakan untuk foto-foto saking indahnya warna warni bunga dan didominasi dengan bunga matahari di sekitarnya. Siapa sangka jika bunga-bunga cantik itu sengaja ditanam. Betul, istilahnya refugia.
Foto: istimewa
Pernah melihat semaraknya bunga-bunga di sekitar pertanaman cabai, bawang merah atau bahkan padi? Bahkan pernah ada berita tentang pertanaman sayuran yang tiba-tiba viral menjadi tempat wisata dadakan untuk foto-foto saking indahnya warna warni bunga dan didominasi dengan bunga matahari di sekitarnya. Siapa sangka jika bunga-bunga cantik itu sengaja ditanam. Betul, istilahnya refugia.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pernah melihat semaraknya bunga-bunga di sekitar pertanaman cabai, bawang merah atau bahkan padi? Bahkan pernah ada berita tentang pertanaman sayuran yang tiba-tiba viral menjadi tempat wisata dadakan untuk foto-foto saking indahnya warna warni bunga dan didominasi dengan bunga matahari di sekitarnya. Siapa sangka jika bunga-bunga cantik itu sengaja ditanam. Betul, istilahnya refugia.

Refugia umumnya hanya dikenal sebagai tanaman berbunga di sekitar areal pertanaman budi daya. Beberapa jenis bunga seperti bunga kertas ( Zinnia elegans), bunga matahari ( Helianthus annuus), bunga kenikir ( Cosmos caudatus), bunga kembang sepatu ( Hibiscus rosa-sinensis), atau bunga wijen ( Sesamum indicum) sering ditanam di pematang ataupun di pinggiran areal pertanaman sayuran maupun buah. Selain memperindah pemandangan, ternyata ada beberapa manfaat lain dari refugia yang tidak bisa disepelekan dalam hubungannya dengan pengelolaan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) atau penanganan Dampak Perubahan Iklim (DPI). 

Refugia dapat menjadi tempat berlindung dan hidup bagi musuh alami dari jenis predator dan parasitoid maupun menjadi sumber makanan bagi serangga penyerbuk atau penghasil madu seperti lebah. Contohnya, serangga dari Ordo Hymenoptera Famili Scolitidae sebagai parasitoid bagi hama ulat bawang  ( Spodoptera exigua ) atau hama dari Ordo Lepidoptera. Dengan demikian berarti bahwa refugia dapat berperan dalam kelestarian musuh alami, menjaga keseimbangan agroekosistem dan membantu pengelolaan hama bagi tanaman budi daya. Untuk menjaga optimalisasi peran refugia, maka petani juga harus mendukung penggunaan pestisida kimia sintetis secara benar dan bijaksana. 

Selain itu, keberadaan refugia juga membantu menjaga kelembapan tanah di sekitarnya. Rimbunnya refugia, dapaat memberikan penguapan tanah akibat cahaya matahari dapat dikurangi. Dengan demikian, secara tidak langsung dapat membantu mitigasi risiko kekeringan di areal pertanaman dalam skala mikro. 

Direktur Perlindungan Hortikultura, Sri Wijayanti Yusuf sangat mendukung penanaman refugia di dalam maupun sekitar pertanaman hortikultura.“Saya merekomendasikan kepada seluruh Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perlindungan Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) agar melakukan sosialisasi kepada petani untuk menanam refugia pada komoditas hortikultura. Manfaatnya sudah dapat dibuktikan. Oleh karena itu, diharapkan bantuan para petugas Pengendali OPT (POPT) di lapangan untuk dapat mengawal petani menanam refugia,” jelas direktur yang biasa disapa Yanti ini dalam wawancara tertulis, Kamis (21/5).

Gayung bersambut. Saat ini cukup banyak kelompok tani sayuran dan buah yang menanam refugia. POPT bersama petani menyatakan bahwa penanaman refugia cukup membantu mengurangi serangan OPT. Kelompok Tani Rukun asal Kecamatan Karang Kalasan, Kabupaten  Sleman, Yogyakarta baru-baru ini memberikan testomoninya.“Refugia sangat bermanfaat bagi petani karena untuk singgah musuh alami hama dan dampaknya sangat nyata. Penggunaan pestisida juga menjadi sangat berkurang,” ujar Janu saat ditemui di lahannya.

Dirinya juga menyatakan bahwa umbi bawang merahnya bagus selama menggunakan refugia. “Saat ini tanaman sudah berusia 58 hari. Rencananya, habis lebaran akan kami panen,” lanjutnya. 

Langkah ini menunjukkan adanya optimisme bahwa manfaat refugia semakin terasa. Dengan mengorbankan sedikit lahan untuk ditanami refugia, diharapkan serangan OPT dan penggunaan pestisida kimia sintetik benar-benar dapat diturunkan.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement