Sabtu 23 May 2020 07:25 WIB

Separoh Guru PAUD tak Berpenghasilan di Masa Pandemi

IGTKI PGRI peringati ulang tahun ke-70.

Pengurus Pusat Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) memperingatan HUT  ke-70 IGTKI dengan menggelar seminar online tentang mempersiapkan guru hadapi pasca pandemi.
Foto: Dok IGTKI
Pengurus Pusat Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) memperingatan HUT ke-70 IGTKI dengan menggelar seminar online tentang mempersiapkan guru hadapi pasca pandemi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pengurus Pusat Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia Persatuan Guru Republik Indonesia (IGTKI-PGRI) menggelar peringatan HUT  ke-70 IGTKI dengan mengusung tema “70 Tahun IGTKI Berjuang dan Berkarya serta Bersama Menjadi Guru Penggerak Membangun Generasi Unggul Indonesia Bahagia”, Jumat (22/5).

Tiga tokoh hadir menyapa dan memotivasi guru-guru TK yang mengikuti peringatan HUT IGTKI ke-70. Ketiganya adalah Anies Rasyid Baswedan, gubernur DKI Jakarta; Hamid Muhammad, Plt. Ditjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud; dan Iwan Syahril, Dirjen GTK Kemendikbud yang memberikan sambutan sekaligus membuka secara resmi Seminar Online 70 Tahun IGTKI dalam rangka HUT IGTKI ke-70 dengan tema “Mempersiapkan Mental Guru TK dalam Menyambut Tahun Pembelajaran 2020/2021 Pasca Pandemi Covid-19”.

Peringatan HUT IGTKI dipandu oleh Farhannisa Nasution, Eka Putri Handayani, dan Nita Priyanti serta diikuti oleh 1.000 guru TK perwakilan dari 34 provinsi di Indonesia. Ketua umum IGTKI PGRI, Farida Yusuf dalam sambutannya mengungkapkan, “IGTKI didirikan oleh 36 orang guru TK yang sepakat mendirikan perkumpulan yang diberi nama IGTKI dan kini telah berkiprah selama 70 tahun dalam mendidik dan menumbuhkan karakter anak sejak usia dini.” 

Menyikapi situasi pandemi Covid-19, beberapa guru TK dan keluarganya terdampak, ia berpesan agar guru TK bersabar menghadapinya. Apalagi kebanyakan guru TK berada di bawah naungan lembaga swasta yang honor gurunya mengandalkan kemampuan finansial yayasan. “Alhamdulillah kebijakan pemerintah bahwa BOP DAK Kemdikbud bisa diberikan untuk honor guru, semoga kebijakan ini dapat membantu meringankan beban guru TK,” harap Farida Yusuf,” ujar Farida Yusuf dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Menanggapi ketua umum IGTKI, Plt. Dirjen PAUD Dikdasmen Kemendikbud Hamid Muhammad menyatakan, bahwa sejak April dana BOP sudah disalurkan ke 467 kabupaten/kota, namun baru 84 Rekening Kas Umum Daerah (RKUD) kabupaten/kota yang menyalurkan ke lembaga-lembaga PAUD. “Terdapat 47 kabupaten/kota di Indonesia Timur yang belum menyampaikan laporan tahun lalu dan belum selesai validasi terutama Papua, Papua Barat, dan NTT. Mohon IGTKI mengawal hal tersebut,” tandasnya. 

Dalam kaitan itu, Iwan Syahril menambahkan bahwa setengah dari guru PAUD tidak memiliki penghasilan di masa pandemi. Hal itu dikarenakan orang tua  tidak membayar SPP akibat  kondisi orang tua yang terdampak perekonomiannya.  “Sehingga bantuan BOP PAUD dapat digunakan untuk membayar gaji guru,” ujarnya.

Dirjen GTK Kemendikbud ini menyampaikan kebijakan Mendikbud  mengenai pembelajaran jarak jauh (PJJ) yang tidak boleh dibebani dengan target capaian kurikulum. “Pelaksanaan aktivitas pembelajaran jarak jauh dapat dilakukan secara bervariasi dengan memperhatikan kesenjangan antar wilayah. Hasil akhirnya juga tidak diberikan secara kuantitatif, tetapi yang terpenting adalah anak merasakan kebahagiaan belajar dari rumah,” ujanya.

Ia mengungkapkan, respon pembelajaran jarak jauh sangat menggembirakan. Hasil riset menunjukkan 98 persen  sekolah sudah melaksanakan pembelajaran jarak jauh. Terkait hal itu, Hamid menambahkan bahwa sejumlah lembaga tidak memenuhi standar. 

“Selama pandemi Covid-19 sebanyak 48 persen guru sudah melakukan pembelajaran daring, 52 persen  masih manual terutama yang tinggal di daerah 3T (Terdepan, Terluar, Tertinggal),” ungkapnya.

photo
Ketua umum Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) PGRI, Farida Yusuf.  (Foto: Dok IGTKI PGRI)

Berdasarkan kondisi itu, menurut Iwan kita tidak bisa mengharapkan hasil sempurna dari keadaan sekarang. Diakui banyak guru dan orang tua belum optimal dalam pemanfaatan teknologi terutama wilayah timur Indonesia. “Kompetensi pedagogik orang tua masih kurang dan guru-guru belum dipersiapkan untuk memiliki keahlian dalam TIK,” ujarnya.

Ia menambahkan, untuk memfasilitasi peningkatan kemampuan pedagogik, guru dan orang tua dapat mengakses portal yang dikelola oleh Kemendikbud seperti sahabat keluarga, rumah belajar, dan lain-lain. Kementerian juga menyusun konten digital dan non-digital, membentuk komunitas dongeng denqan buku, komunitas pendidikan keluarga, dan menyusun buku panduan untuk orang tua.

Sementara itu, Anies R Baswedan mengungkap jasa guru yang jejaknya dapat dilihat pada diri kita saat berbicara, menulis, dan berkarya. “Itu adalah jejak guru-guru kita khususnya guru TK,” kata Anies. 

Ia menambahkan, masa pandemi ini merupakan kesempatan bagi kita semua untuk melihat kembali tentang proses belajar mengajar yang selama ini kita lakukan.

“Setiap pendidik sesungguhnya adalah pembelajar, karena itulah kesempatan bagi kita untuk merasakan masa depan. Guru TK sering disebut futurolog yang sesungguhnya karena guru TK ini menyaksikan masa depan. Setiap anak yang ada di ruang kelas Ibu/Bapak adalah wajah masa depan Indonesia dan Ibu/Bapak lah yang pertama kali menyaksikan masa depan itu,” kata Anies.

Peringatan HUT IGTKI PGRI ke-70 diakhiri dengan seminar yang dibagi menjadi 2 sesi dan menghadirkan pembicara dari berbagai latar belakang, yaitu: Muhammad Hasbi, direktur PAUD; Abdoellah, plt. direktur PGTK PAUD; Dwi Priyono, direktur SEAMEO CECCEP; Najelaa Shihab, praktisi pendidikan Sekolah Cikal; Gogot Suharwoto, PTP ahli utama Pusdatin Kemendikbud; Fransiska Susilawati, praktisi pendidikan Sekolah Bogor Raya; dan Anne Gracia RK, praktisi Neurosains Terapan VIGOR.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement