Sabtu 23 May 2020 05:23 WIB

Dakwah Ustadz Populer di Medsos: Komodifikasi Agama?

Kini bermunculan istilah ustadz medsos, kiai dumay, dan ajengan digital

Muhammad E Fuady, dosen Fikom Unisba
Foto:

Sementara banyak pihak yang memanfaatkan medium ini untuk kepentingan kebaikan bagi agamanya, lalu karena isu komodifikasi agama ditinggalkanlah dakwah ini, yang rugi adalah netizen yang mencari pengetahuan agama dan spirit keberagamaan (spiritualitas cyberspace).

Sejauh yang dapat kita amati, ustadz yang telah disebutkan di atas bukan termasuk ustadz yang membuat tarif ceramah, apalagi setinggi langit. Ustadz Adi Hidayat misalnya, ia kerapkali memberikan hadiah kepada para hafidz berupa umroh dan beasiswa di setiap kesempatan ceramahnya.

Ustadz Abdul Somad pun tak membuat tarif, ia tak membedakan para pengundangnya, masyarakat biasa atau pejabat, semua sama saja.

Penghasilan yang mereka peroleh dari Youtube adalah konsekuensi dari aktivitas mereka berupa konten-konten yang memiliki nilai manfaat bagi sejumlah penontonnya. Bukan hal mustahil terbangun kesalehan sosial netizen dengan tontonan yang ber-faedah ini.

Ceramah yang disajikan, tanya jawab yang ditampilkan, bukan hanya menambah pengetahuan netizen, tetapi juga menggugah dan menginspirasi banyak orang, netizen, dan para content creator untuk membuat konten yang baik dan berkualitas.

Sayyidina Ali r.a. pernah memberikan nasihatnya, “ Siapa yang merasa aman menghadapi zaman, zaman akan menghancurkannya. Siapa yang tinggi hati menghadapinya, zaman akan merendahkannya. Siapa yang bersandar pada tanda-tanda zaman, zaman akan menyelamatkannya”. 

Relevansinya, muslim dengan segala keterbatasannya dapat memanfaatkan perkembangan jaman, seperti media sosial, untuk menghasilkan konten yang berfaedah, membawa kemaslahatan bagi seluruh umat manusia.

 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement