Sabtu 23 May 2020 04:50 WIB

DIY Berharap Aktivitas Ekonomi Bergulir Kembali Mulai Juli

Pemprov DIY akan menyiapkan SOP beragam sektor untuk normal baru pekan depan.

Beberapa becak menunggu penumpang di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta (Ilustrasi). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Istimewa Yogyakarta berharap aktivitas ekonomi masyarakat bergulir kembali mulai Juli 2020.
Foto: Wihdan Hidayat/ Republika
Beberapa becak menunggu penumpang di kawasan wisata Malioboro, Yogyakarta (Ilustrasi). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Istimewa Yogyakarta berharap aktivitas ekonomi masyarakat bergulir kembali mulai Juli 2020.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pemerintah Provinsi (Pemprov) Istimewa Yogyakarta berharap aktivitas ekonomi masyarakat bergulir kembali mulai Juli 2020. Bisnis dapat tetap berjalan dengan mematuhi protokol kesehatan untuk mencegah penularan Covid-19.

"Bagaimana setidaknya Juli masyarakat sudah bisa beraktivitas secara ekonomi. Kalau berkepanjangan terus, saya kira pemerintah maupun masyarakat juga akan kesulitan, APBD terbatas, APBN juga terbatas," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY Kadarmanta Baskara Aji di Kompleks Kepatihan, Yogyakarta, Jumat (22/5).

Baca Juga

Menurut Aji, aktivitas perekonomian diharapkan berjalan mulai Juli berdasarkan pertimbangan cermat, yakni penyaluran bantuan sosial (bansos) kepada masyarakat hanya berlangsung tiga bulan atau berakhir pada Juni 2020. "Masyarakat juga ingin mengembangkan diri. Terima bantuan tapi tidak bisa beraktivitas secara ekonomi juga akan menyusahkan," kata dia.

Karena itu, menurut dia, Pemda DIY dalam waktu dekat akan menyiapkan prosedur operasional standar (SOP) di berbagai sektor mulai ekonomi hingga pendidikan menyongsong kehidupan normal baru. "Para ahli epidemiologi, para dokter menyampaikan Covid-19 ini kan tidak akan hilang sama sekali sehingga ini (SOP) mulai minggu depan harus sudah disiapkan," kata dia.

 

Dalam SOP yang disiapkan, menurut dia, di antaranya akan mengatur kuantitas maksimal orang yang diizinkan memasuki pusat perbelanjaan, pasar tradisional, destinasi wisata, hotel hingga rumah makan. "Kalau suatu tempat setelah kita analisis boleh didatangi 100 orang maka yang ke-101 harus antre di tempat lain, kita persilakan pergi dulu nanti kalau sudah yang satu keluar maka yang ke-101 boleh masuk. Rumah makan juga begitu," kata Aji mencontohkan.

Secara mendetail, pembuatan SOP akan melibatkan gugus tugas penanganan Covid-19 yang akan menyusun protokol sesuai bidang masing-masing mulai kesehatan, sosial, ekonomi, serta pendidikan. Kepala Dinas Pariwisata DIY Singgih Raharjo mengatakan pembukaan kembali pariwisata di wilayah setempat masih menunggu rekomendasi dari Gugus Tugas Penanganan Covid-19 DIY. "Umpamanya pandemi ini tidak selesai-selesai ya tidak mungkin kita mau tutup terus," kata Singgih.

Singgih mengatakan untuk membangun kesiapan menyongsong era normal baru, sejumlah kegiatan dilakukan meliputi pembersihan, perbaikan, dan penambahan fasilitas kebersihan seperti sarana cuci tangan di destinasi wisata. Peningkatan kualitas SDM pariwisata diupayakan melalui pelatihan marketing, visitor manajemen, hingga pemanduan secara daring.

Selain itu, lanjut Singgih, SOP juga tengah disiapkan mencakup standar protokol kebersihan, kesehatan dan keamanan untuk akomodasi, restoran, transportasi, destinasi dan event. "Sebagai contoh di hotel pada saat wisatawan menginap, prosedur apa saja yang harus diikuti, pengecekan suhu badan, penggunaan masker, penanganan kamar setelah tamu check out, termasuk transportasi, daya tampung mobil menyesuaikan protokol physical distancing, serta penyediaan hand sanitizer," kata dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement