Sabtu 23 May 2020 04:43 WIB

Jalan-Jalan ke Sampur Saat Lebaran, Ketemu Si Manis di Ancol

Pantai Sampur menjadi tempat favorit warga Batavia saat hari Idul Fitri

Pantai Sampur jadi tempat favorit warga Batavia saat libur Lebaran.
Foto:

Seorang sordadoe Kompeni, Johannes Rach (1720-1783), ketika bertugas di Batavia sempat melukis Ancol. Kala itu banyak warga Belanda membangun vila di Ancol, yang kala itu masih bernama Slingerland.

Prajurit itu melukis tuan dan nyonya Belanda serta keluarganya tengah berlibur di Ancol, yang kala itu letaknya di luar Kota Batavia yang berpusat di Pasar Ikan. Sama seperti kalau kita berakhir pekan ke Puncak.

Di Ancol, gubernur jenderal Valckenier memiliki sebuah vila besar dengan taman yang luas. Tentu saja ketika itu pantainya belum terkena polusi seperti sekarang.

Dalam lukisan tersebut tampak para wanita dengan pakaian mode dari Paris abad ke-18 yang di bagian bawahnya seperti ‘kurungan ayam’ tengah dipayungi budaknya. Sementara sejumlah budak lain mendampinginya memegang ‘tempolong’ untuk tempat ludah sirih ‘si nyonya’. Kala itu, para wanita umumnya nyirih mengunyah daun sirih yang tengahnya diberi pinang dan gambir.

Kebiasan yang dilakukan para budak wanita itu kemudian ditiru para wanita Indo. Sampai 1950-an, hampir di tiap rumah selalu tersedia tempat sirih. Di kesultanan-kesultanan tempat sirih ada yang dibuat dari emas dan perak. Waktu itu, di jalan-jalan Ibu Kota terdapat penjual sirih yang memikul dagangannya.

Pada masa perjuangan dan awal kemerdekaan, Ancol merupakan daerah terlupakan. Kawasan seluas 552 hektar itu dibiarkan terlantar dan jadi sarang malaria.

Bersamaan dengan isu ‘si Manis dari Jembatan Ancol’. Bung Karnolah yang punya ide untuk memanfaatkan Ancol, yang kala itu dijuluki ‘tempat jin buang orok’. Presiden pertama RI itu merencanakan membangun Menara Soekarno. Namun urung, karena Bung Karno keburu dijatuhkan, sementara masyarakat menilainya sebagai ‘proyek mercu suar’.

Pada saat keadaan Ancol demikian, Zandvoort menjadi tempat rekreasi warga Ibu Kota. Rekreasi ke pantai ini sangat menyenangkan. Tidak bayar sesen pun. Juga tidak perlu biaya banyak seperti ke Taman Impian Jaya Ancol. Warga dapat makan di dekat siraman ombak dan pantai yang jernih. Sementara di pinggir-pinggir jalan banyak pedagang, dengan harga yang terjangkau masyarakat berpenghasilan rendah.

Kini Zandvoort sudah tidak berbekas sama sekali. Bahkan, namanya pun tidak ada yang tahu, alias dilupakan. Kini di tempat rekreasi yang dulu paling banyak didatangi orang itu, yang tinggal hanya sejumlah gudang dan pantainya kotor penuh sampah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement