Senin 25 May 2020 23:40 WIB

Masuk Sekolah Lagi di Tengah Pandemi, Bikin Galau Mami

Apakah pemerintah bisa menjamin jika pandemi corona benar-benar sudah teratasi.

Ilustrasi.
Foto: dokrep
Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Ummu Faiza ([email protected])

Pemerintah berencana membuka kembali aktivitas sekolah di bulan Juli mendatang. Tapi pemerintah memprioritaskan sekolah yang dibuka adalah yang berada dalam daerah sudah aman virus corona dan tetap memperhatikan protokol kesehatan. 

Kebijakan ini ternyata tidak terlalu direspons positif oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI). Mereka khawatir guru dan siswa akan menjadi korban terpapar Covid-19. Kekhawatiran ini sangat mendasar, mengingat ketidakjelasan data wilayah penyebaran virus corona. Mana zona merah, kuning, dan hijau.

Orangtua pun galau. Pasalnya, apakah pemerintah bisa menjamin jika pandemi corona benar-benar sudah teratasi sehingga aman bagi anak-anak sekolah lagi. Di sisi lain, anak-anak juga mulai bosan belajar di rumah dan kangen dengan suasana kelas, guru dan teman-temannya.

Tapi dengan mulai efektifnya belajar di sekolah, bukankah akan ada pergerakan orang tua yang mengantar anaknya ke sekolah? Bukankah akan ada kerumunan orang dalam jumlah cukup besar? Apakah hal ini sudah dipertimbangkan oleh pemerintah.

Kita semua berharap pandemi corona segera usai. Namun, pemerintah juga harus bijak dalam mengambil sebuah keputusan. Semoga keputusan bersekolah lagi di bulan Juli adalah benar-benar keputusan terbaik dengan mempertimbangkan segala aspek, terutama aspek keselamatan jiwa. Bukan sekedar menyelamatkan kepentingan segelintir orang semata.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement