Sabtu 23 May 2020 03:50 WIB

Depresi Menurut Alquran (2): 7 Terapi Qurani Obat Depresi

Terdapat terapi-terapi Qurani untuk melawan depresi.

Terdapat terapi-terapi Qurani untuk melawan depresi.depresi. Ilustrasi
Foto: Fakeelvis @Flickr
Terdapat terapi-terapi Qurani untuk melawan depresi.depresi. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Prof Dr Syihabuddin Qalyubi, Lc, MAg*

Sekarang muncul pertanyaan bagaimana terapi Alquran dalam mengatasi problem depresi berupa  ‘huzn” (حزنٌ), “ghamm”( غمٌّ), “hamm (همٌّ)”, dlaiq (ضيقٌ) , dan “asaf” (أسف ) itu?

Baca Juga

Alquran sebagai mukjizat sepanjang masa telah memberikan terapinya antara lain:

1. Mengikuti petunjuk ajaran Allah dan Rasul-Nya

قُلْنَا ٱهْبِطُوا۟ مِنْهَا جَمِيعًا ۖ فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّى هُدًى فَمَن تَبِعَ هُدَاىَ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ

Qulnahbiṭụ min-hā jamī'ā, fa immā ya`tiyannakum minnī hudan fa man tabi'a hudāya fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn

“Kami berfirman: "Turunlah kamu semuanya dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran (“khauf”) atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati (“huzn”)". (QS Al Baqarah: 38).

Dalam menghadapi Covid-19 kita harus tetap beraktivitas, tetapi beraktifitas yang sesuai dengan petunjuk Allah SWT. Diantara petunjuk-Nya yaitu kita dilarang menjatuhkan diri sendiri ke dalam kebinasaan (QS Al Baqarah: 195). 

Dalam konteks sekarang ini ayat ini memberi pelajaran kepada kita antara lain untuk menjaga kesehatan, menjaga jarak, dan tidak berkerumun. Kalau hal ini dipatuhi, maka gangguan mental berupa kekhawatiran dan kesedihan akan jauh dari kehidupan kita.

2. Istiqamah teguh pendirian dalam bertauhid kepada Allah SWT  

 إِنَّ ٱلَّذِينَ قَالُوا۟ رَبُّنَا ٱللَّهُ ثُمَّ ٱسْتَقَٰمُوا۟ فَلَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ.

Innallażīna qālụ rabbunallāhu ṡummastaqāmụ fa lā khaufun 'alaihim wa lā hum yaḥzanụn

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah", Kemudian mereka tetap istiqamah. Maka tidak ada kekhawatiran (khafun) terhadap mereka dan mereka tiada (pula) berduka cita (yahzanun).” (QS Al Ahqaf 13)

Pengakuan dan keyakinan bahwa hanya Allah-lah yang memelihara kita dan hanya Allah-lah yang menjaga kita, akan memberi ketenangan dalam kehidupan kita, tidak akan takut (khaufun) tentang apa yang akan terjadi di masa yang akan datang dan tidak kwatir (yahzanun) atas apa yang telah terjadi dengan musibah ini, karena Allah SWT tetap memelihara dan menjaga kita.

3. Optimistik

وَلَا تَهِنُوا وَلَا تَحْزَنُوا وَأَنْتُمُ الْأَعْلَوْنَ إِنْ كُنْتُمْ مُؤْمِنِينَ

Wa lā tahinụ wa lā taḥzanụ wa antumul-a'launa in kuntum mu`minīn

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.” (QS Ali Imran: 139)

Sikap mental yang lemah dalam menghadapi musibah covid-19 ini akan berakibat pada sikap mental yang serba kawatir dan sedih. Maka jauhkanlah sikap-sikap seperti itu sehingga kita menjadi manusia unggul di hadapan Allah SWT

4. Senantiasa merasa bersama Allah SWT

 لَا تَحْزَنْ إِنَّ اللَّهَ مَعَنَا ۖ

lā taḥzan innallāha ma'anā. “Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah beserta kita.” (QS At Taubah: 40)

Jika kita dalam keadaan depresi, serba kawatir atau takut, maka usahakanlah mensugesti diri bahawasanya Allah beserta kita dan semua yang ada di dunia ini ada dalam pengawasan dan pengaturan Allah SWT. Sehingga jika sudah terjadi merasa ma’iyyah (kebeersamaan dengan Allah SWT) penyakit atau musibah apapun akan dihadapi dengan tenang dan kepasrahan kepada Allah, sambil berikhtiar yang optimal, karena kepasrahan dan ikhtiar keduanya diperintah Allah SWT.

5. Bersyukur atas nikmat Allah SWT

وَقَالُوا الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَذْهَبَ عَنَّا الْحَزَنَ ۖ إِنَّ رَبَّنَا لَغَفُورٌ شَكُورٌ

Wa qālul-ḥamdu lillāhillażī aż-haba 'annal-ḥazan, inna rabbanā lagafụrun syakụr

Dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari kami. Sesungguhnya Tuhan kami benar-benar Mahapengampum lagi Mahamensyukuri." (QS Fațir: 34) 

Betapa  banyak karunia dan nikmat yang Allah berikan kepada kita selama ini, nikmat udara yang bisa kita peroleh secara gratis, nikmat bisa bernafas  dan kenikmatan-kenikmatan lainnya. Jangan sampai musibah yang sedang dihadapi ini menghapuskan kenikmatan yang selama ini Allah berikan. Maka sikap yang selalu bersyukur atas nikmat yang Allah SWT berikan akan menghilangkan  kesedihan dan kekhawatiran yang menghantui diri kita.

photo
Prof Dr Syihabuddin Qalyubi, Lc, MAg guru besar UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta. - (Dok Istimewa)

6. Memperbanyak doa 

أَمَّنْ يُجِيبُ الْمُضْطَرَّ إِذَا دَعَاهُ وَيَكْشِفُ السُّوءَ وَيَجْعَلُكُمْ خُلَفَاءَ الْأَرْضِ ۗ أَإِلَٰهٌ مَعَ اللَّهِ ۚ قَلِيلًا مَا تَذَكَّرُونَ 

Am may yujībul-muḍṭarra iżā da'āhu wa yaksyifus-sū`a wa yaj'alukum khulafā`al-arḍ, a ilāhum ma'allāh, qalīlam mā tażakkarụn

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan dan yang menjadikan kamu (manusia) sebagai khalifah di bumi? apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain)? amat sedikitlah kamu mengingati(Nya).” (QS An Naml: 62)

Dalam hadits sahih disebutkan bahwa doa itu senjata bagi orang yang beriman. Rasulullah telah mengajarkan kita berdoa agar dihilangkan rasa kawatir dan kesedihan:

اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْهَمِّ وَالْحَزَنِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْعَجْزِ وَالْكَسَلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ الْجُبْنِ وَالْبُخْلِ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ غَلَبَةِ الدَّيْنِ وَقَهْرِ الرِّجَالِ

“Allāhumma innī a’ūżubika minal hammi wal hazan. wa a’ūżu bika minal ‘ajzi wal kasali, wa a’ūzu bika minal jubni wal bukhli, wa a’ūźubika min ghalabatid daini wa qahrir rijāl.”

“(Ya Allah, aku berlindung pada-Mu dari rasa sedih dan gelisah, aku berlindung pada-Mu dari sifat lemah dan malas, dan aku berlindung pada-Mu dari sikap pengecut dan bakhil, dan aku berlindung pada-Mu dari cengkaman hutang dan penindasan orang)”

7. Senantiasa istighfar dan beramal saleh

 وَإِنِّي لَغَفَّارٌ لِمَنْ تَابَ وَآمَنَ وَعَمِلَ صَالِحًا ثُمَّ اهْتَدَىٰ

Wa innī lagaffārul liman tāba wa āmana wa 'amila ṣāliḥan ṡummahtadā. “Dan  Sesungguhnya Aku Mahapengampun bagi orang yang bertaubat, beriman, beramal saleh, kemudian tetap di jalan yang benar." (QS Taha: 82)

Musibah covid-19 ini jangan sampai mematikan kreativitas. Berkarya apa saja yang bisa dilakukan selama tidak melanggar protokol kesehatan, sebaiknya tetap dilakukan. Berkarya dan beramal saleh di samping akan menambah penghasilan juga akan mengurangi perasan kawatir, cemas, dan sedih.

Di samping itu, berkarya dan beramal saleh itu hendaklah disertai dengan istighfar (permohonan ampunan), karena boleh jadi musibah yang dihadapi ini adalah akibat dari dosa yang kita kerjakan. Di samping itu dengan beristighfar kita akan dapat jaminan dari Rasulullah SAW. Dalam suatu hadīś yang diriwayatkan Ahmad dari Ibnu Abbās 

"Barang siapa memperbanyak istighfar, niscaya Allah memberikan jalan keluar bagi setiap kesedihannya, kelapangan untuk setiap kesempitannya, dan rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka." Amiin.

 

*Wakor Kopertais Wil III DIY, guru besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement