Sabtu 23 May 2020 09:25 WIB

DIET Ala Rasulullah SAW

Nabi Muhammad SAW sepanjang hidupnya jarang sekali sakit.

Diet (Ilustrasi): DIET Ala Rasulullah SAW
Foto: Allwomenstalk
Diet (Ilustrasi): DIET Ala Rasulullah SAW

REPUBLIKA.CO.ID -- Oleh Ustadz Erick Yusuf

 

Bismillaahirrahmaanirrahiim, 

Dalam satu literatur saya menemukan singkatan dari diet. Disebutnya dalam bahasa inggris "DIET" stands for: Did I Eat That?. Tapi pemahaman diet yang umum adalah mengatur pola makan. 

Menurut istriku, adiknya yang kembar Hilma pernah jatuh lemas dan sekujur tubuhnya berkeringat dingin dikarenakan pola “Diet” yang salah, begitu juga saudara kembarnya Hilda sakit perut yang berkepanjangan, bahkan sampai sesak nafasnya. Awalnya dikarenakan pola makan yang tidak teratur. 

Memang agar kurus banyak hal yang diupayakan oleh banyak orang, bukan hanya kaum hawa saja tetapi juga banyak juga para pria yang ingin menjaga penampilannya. Dari mulai Atkins diet, Rawfood diet, Food combaining, diet macan, diet mediterania, acai berry dan berbagai nama diet sampai laris manisnya alat-alat penurun berat badan di tv media. 

Biayanya pun beragam dari yang murah sampai yang mahal banget. Tapi saya agak ragu apakah metoda dan pola-pola diet itu banyak berhasilnya atau justru lebih banyak gagalnya.

Jika menela’ah kehidupan Rasulullah SAW, beliau jarang sekali sakit. Pola hidupnya sangatlah sehat. Dari mulai pola makan, istirahat, berolahraga dan sebagainya. Dan mungkin saja bisa dibuat metoda Diet syar’i yang mengikuti pola beliau. 

Tentu perlu kajian lebih lanjut dikarenakan makanan-makanan yang berbeda jenisnya dengan makanan kita. Namun ada baiknya kita simak bagaimana islam menuntun umatnya, sebagaimana Alloh swt berfirman; “Hai sekalian manusia makanlah yang halal lagi baik dari apa yang terdapat di bumi dan jangan kamu mengikuti langkah-langkah syaitan, karena syaitan musuh yang nyata bagimu.” (QS Al Baqarah, 2 : 168).

Sesungguhnya pangkal penyakit kebanyakan bersumber dari makanan. Maka tak heran bila Rasulullah memberi perhatian besar dalam masalah ini. Prinsip pertama makanan dan minuman harus halal dan thoyib (baik). 

Maksudnya selain masuk kategori halal, maka makanan dan minuman kaum muslimin juga harus bersih dan mengandung kandungan gizi yang cukup. Juga menghindari dari pola makan yang berlebihan. Sebagaimana ayat ; Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. Al A’raf, 7 : 31). 

Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang manusia memenuhi satu wadah yang lebih berbahaya dibandingkan perutnya sendiri. Sebenarnya seorang manusia itu cukup dengan beberapa suap makanan yang bisa menegakkan tulang punggungnya. Namun jika tidak ada pilihan lain, maka hendaknya sepertiga perut itu untuk makanan, sepertiga yang lain untuk minuman dan sepertiga terakhir untuk nafas.” (HR. Ibnu Majah no. 3349 dan dinilai shahih oleh Al Albani dalam shahih sunan Ibnu Majah no. 2720). 

Al Fudhail bin Iyyadh mengatakan, “Ada dua hal yang menyebabkan hati menjadi beku dan keras yaitu banyak berbicara dan banyak makan.”“Orang beriman itu makan dengan menggunakan satu lambung sedangkan orang yang kafir makan dengan menggunakan tujuh lambung.” (HR. Bukhari no. 5393, dan Muslim no. 2060).

Mengkonsumsi makanan berlebih selain menyebabkan berbagai macam penyakit juga memotivasi keinginan terhadap dunia yang berlebih. Menurut kajian tasawuf sumber malapetaka yang menimpa manusia itu disebabkan oleh kerakusan terhadap dunia, yang memotivasinya adalah perut dan alat kelamin. 

Syahwat kelamin berkaitan dengan perut yang kekenyangan, sedang lapar adalah satu sarana menutup pintu kebinasaan. Ilmu tidak akan masuk kedalam perut yang terisi penuh makanan, banyak makan, banyak minum dan banyak tidur. 

Nabi selalu mengambil makanan yang terdekat, memberikan keteladanan kepada orang yang beriman agar tidak diperkenankan “rakus” dan serakah dalam soal makanan. 

Rasul lebih sering makan Nabati meski juga memakan daging tapi sesekali saja dan tidak banyak. Daging yang disukai nabi adalah daging yang mudah dicerna yaitu daging bagian lengan. Makanan favorit Rasul adalah labu. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement