Jumat 22 May 2020 20:31 WIB

Pemerintah Tetapkap Idul Fitri 1441 H Jatuh Pada Ahad

Hilal tak terlihat di 80 titik pemantauan di seluruh wilayah Indonesia.

Rep: Muhyiddin/ Red: wahidah
Ilustrasi: Rukyatul hilal
Foto: Antara/Saiful Bahri
Ilustrasi: Rukyatul hilal

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi menetapkan Hari Raya Idul Fitri 1441 H jatuh pada Ahad (24/5). Penetapan ini dilakukan setelah Kemenag menggelar sidang itsbat penentuan 1 Syawal 1440 H di kantor pusat Kemenag, Jakarta, Jumat (22/5).

Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi menjelaskan, dalam melaksanakan sidang itsbat Kemenag selalu menggunakan dua metode, yaitu metode hisab dan metode rukyah. Menurut dia, dua metode ini bukan metode yang saling dibenturkan, tapi untuk saling melengkapi dalam menentukan awal bulan Hijriah.

Menurut Menag, sidang itsbat ini diawali dengan pemaparan posisi hilal oleh anggota Tim Falakiyah Kemenag, Cecep Nurwendaya. Berdasarkan metode hisab, menurut dia, disampaikan bahwa ketinggian hilal berada di bawah ufuk, yaitu antara minus 5,17 derajat sampai minus 3,58 derajat.

Selain itu, dari 80 titik pemantauan di seluruh wilayah Indonesia para petugas juga tidak ada yang melihat hilal. Karena itu, sidang itsbat menetapkan secara resmi bahwa Hari Raya Idul Fitri 1441 H jatuh pada Ahad (24/5).

“Dengan dua hal tadi, yaitu berdasarkan hisab posisi hilal masih di bawah ufuk, lalu laporan rukyatul hilal tidak melihat hilal, karenanya sidang itsbat secara bulat menyatakan 1 Syawal 1441 Hijriah jatuh pada Ahad tanggal 24 Mei 2020,” ujar Menag saat konferensi usai sidang itsbat.

Dia berharap, dengan hasil sidang itsbat ini seluruh umat Islam Indonesia bisa merayakan Hari Raya Idul Fitri secara bersama-sama. Menurut dia, hasil sidang ini juga diharapkan bisa menjadi cerminan kebersamaan umat Islam Indonesia.

Dia menambahkan, Pemerintah Arab Saudi pada tahun ini juga menetapkan Hari Raya Idul Fitri jatuh pada Ahad (24/5).

“Kebersamaan ini mudah-mudahan menjadi wujud dari kebersamaan kita sesama anak bangsa untuk menatap masa depan bangsa kita,” katanya.

Sidang Isbat ini diikuti oleh Ketua Komisi VII DPR, MUI, para pimpinan ormas Islam, para ahli ilmu falak atau astronomi, ketua Lapan, BMKG, dan sejumlah lembaga terkait lainnya.

Karena berlangsung di tengah pandemi Covid-19, sidang itsbat ini berlangsung secara virtual dengan hanya beberapa orang saja yang hadir. Protokol kesehatan juga diterapkan oleh tim yang memantau hilal di lapangan.

Setidaknya ada 80 tim yang memantau hilal di seluruh Indonesia untuk menentukan awal bulan Syawal 1441 H. Mereka kemudian melaporkan hasilnya melalui sidang itsbat di kantor pusat Kemenag, Jakarta.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Kemenag, Kamaruddin Amin menjelaskan bahwa dalam sidang itsbat tahun ini terdapat tiga sesi. Pertama, seminar tentang posisi hilal yang dilaksanakan sekitar pukul 16.30 WIB. Seminar yang disiarkan secara daring ini menghadirkan Tim Falakiyah Kemenag, Cecep Nurwendaya.

Sesi kedua, sidang itsbat penentuan awal bulan Syawal dipimpin langsung oleh Menag. "Sesi ketiga yakni konferensi pers yang dilaksanakan setelah sidang itsbat untuk menyampaikan kepada publik tentang hasil sidang itsbat," kata Kamaruddin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement