Jumat 22 May 2020 20:25 WIB

Pasien Positif Covid-19 di Karawang Sisa Satu Orang

Dari 20 positif corona dari uji swab, tinggal satu orang yang masih dirawat.

Rep: Zuli Istiqomah/ Red: Andi Nur Aminah
Warga mengayuh sepeda saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Tuparev, Karawang, Jawa Barat. (ilustrasi)
Foto: ANTARA /M Ibnu Chazar
Warga mengayuh sepeda saat penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di kawasan Tuparev, Karawang, Jawa Barat. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Juru bicara tim gugus tugas percepatan penanganan Covid-19 Kabupaten Karawang, Fitra Hergyana menyebutkan update perkembangan Covid-19 di Karawang. Satu pasien kembali dinyatakan sembuh sehingga pasien terkonfirmasi positif tinggal satu orang yang masih dirawat.

"Dari 20 positif corona dari uji swab, tinggal satu orang yang masih dirawat," ujar Fitra dalam konferensi persnya, Jumat (22/5).

Baca Juga

Meski demikian, kata dia, hal positif ini bukan berarti masyarakat bisa keluar dan berkerumun. Pasalnya, penyebaran ODP dan PDP juga masih tinggi di Karawang sehingga masyarakat harus tetap waspada.

Ia memaparkan bahwa data orang reaktif rapid test, total ada 239 orang. Mereka masih dalam observasi atau isolasi ada 34 orang. Dari data tersebut sudah dinyatakan sembuh 185 orang dan meninggal dunia 20 orang. Untuk pasien dalam pengawasan (PDP) berjumlah total 338 orang. Masih dalam pengawasan atau dirawat 33 orang. Dinyatakan sembuh 280 orang dan meninggal dunia 25 orang.

“Orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah total 4.737 orang. Masih dalam pemantauan 1.067 orang, selesai pemantauan 3.658 orang dan meninggal dunia 3 orang,” ujarnya.

Sementara, orang tanpa gejala (OTG) berjumlah total 765 orang. Dari total tersebut, yang selesai pemantauan 570 orang dan masih dalam pemantauan 195 orang. "Masih ada penambahan ODP, PDP, OTG. Kita harus terus bekerja keras agar Karawang keluar dari zona merah," katanya.

Menurutnya, angka penyebaran virus covid-19 di Indonesia meningkat. Dalam sehari, kemarin Kamis 21 Mei 2020, terjadi penambahan lebih dari 900 orang. Hal itu terjadi karena kurang disiplinnya masyarakat dan menahan diri untuk tidak mudik, berbelanja dan berkumpul.

Padahal, kata dia, sudah jelas penyebaran Covid-19 sangat mudah dan cepat. Menjelang Idul Fitri 1441 H, beberapa pasar dan mal di Indonesia umumnya, dan Karawang khususnya ramai dikunjungi oleh pembeli.

Hal ini menimbulkan banyak kerumunan dan sudah pasti tidak menerapkan protokol kesehatan (tidak jaga jarak dan banyak yang tidak memakai masker). Pola perilaku seperti ini sangat rentan membuat penyebaran virus Corona semakin luas. Untuk mempercepat penanganan Covid 19 tim gugus tugas tidak akan pernah bosan mengimbau masyarakat agar menjauhi kerumunan dan tidak mudik agar dapat memutus mata rantai covid-19.

"Kami sangat berharap masyarakat untuk bisa menahan diri untuk tidak terlebih dahulu keluar rumah. Apa lagi hanya untuk belanja baju lebaran ditengah pandemi seperti ini," tuturnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement