Jumat 22 May 2020 14:48 WIB

LPS: Pertumbuhan Kredit Diperkirakan Tertahan

Pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan masih tumbuh stabil.

Rep: Novita Intan / Red: Citra Listya Rini
Karyawan membersihkan logo baru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Foto: Antara/Audy Alwi
Karyawan membersihkan logo baru Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) di Jakarta, beberapa waktu lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) memperkirakan laju pertumbuhan kredit masih cenderung tertahan di tengah meningkatnya ancaman risiko perlambatan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 2,97 persen pada Kuartal I 2020.

Berdasarkan indikator likuiditas LPS yang dikutip Jumat (22/5) menyebutkan, sumber ekspansi kredit diperkirakan masih akan berasal dari bank besar yang ditopang ketersediaan likuiditas dan opsi pembiayaan serta debitur yang luas.

Menurut LPS, langkah konsumen yang menahan konsumsi akan diikuti dengan strategi korporasi dalam melakukan investasi baru. Sedangkan dari sisi perbankan cenderung akan sangat selektif dalam memberikan kredit baru mempertimbangkan kualitas debitur

Sementara, pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) diperkirakan tumbuh stabil dengan kecenderungan meningkat. Tercatat Maret 2020 saja (DPK) tumbuh 9,54 persen secara tahunan. Pertumbuhan DPK yang cenderung lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan kredit yang membuat LDR masih cukup longgar pada level 91,92 persen.

Sebagai informasi kredit perbankan pada periode Maret 2020 tumbuh sebesar 7,95 persen year on year (YoY). Adanya peningkatan pertumbuhan kredit sepanjang periode Maret disebabkan pertumbuhan kredit valas dan modal kerja yang meningkat.

Peningkatan pertumbuhan kredit tersebut merupakan indikasi adanya perbaikan permintaan kredit. Namun, lebih disebabkan adanya kebutuhan likuiditas untuk biaya operasional. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement