Muslim Malaysia Lakukan Tradisi Baru Idul Fitri

Rep: Idealisa Masyafrina/ Red: Muhammad Hafil

Jumat 22 May 2020 13:59 WIB

Muslim Malaysia Lakukan Tradisi Idul Fitri Baru . Foto: Seorang muslim berdoa di luar Masjid Nasional, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (15/5). Malaysia melonggarkan aturan larangan sholat jamaahl di masjid-masjid saat pandemi virus corona Foto: REUTERS / Lim Huey Teng Muslim Malaysia Lakukan Tradisi Idul Fitri Baru . Foto: Seorang muslim berdoa di luar Masjid Nasional, Kuala Lumpur, Malaysia, Jumat (15/5). Malaysia melonggarkan aturan larangan sholat jamaahl di masjid-masjid saat pandemi virus corona

REPUBLIKA.CO.ID, KUALA LUMPUR -- Muslim Malaysia bersiap untuk merayakan Hari Raya Idul fitri dengan cara baru karena pandemi virus corona. Tidak seperti waktu normal, semua orang di sini mengenakan masker dan berjabat tangan, apalagi berpelukan, adalah hal yang tabu.

"Saya dan saudara-saudara lelaki saya sudah membuat kartu elektronik yang mengucapkan agar orang-orang berbahagia pada Idul Fitri, tetapi juga mengatakan bahwa kita semua akan mati jika jarak sosial tidak dilakukan. Saya harap itu cukup untuk membuat orang menjauh," canda teknisi Ahmad Izz Hazriq dilansir di Straits Times, Jumat (22/5).

Baca Juga

Hazriq mengungkap, semua anggota keluarganya berencana untuk mengambil tes Covid-19 karena keempat saudara kandungnya berencana untuk mengunjungi tempat orang tua mereka di Alam Impian, Selangor.

"Kami memiliki jadwal, kami tidak akan pergi secara bersamaan karena kami ingin meminimalkan risiko," kata pria berusia 26 tahun itu.

Dia menambahkan bahwa anggota keluarga berencana untuk makan malam bersama melalui video call.

Pada 10 Mei, Malaysia memperpanjang perintah kontrol gerakan (MCO) hingga 9 Juni, meskipun dengan beberapa pembatasan mereda, termasuk pembukaan kembali hampir semua bisnis di negara itu.

Pemerintah juga mengizinkan pertemuan kecil, hingga maksimal 20 orang, untuk perayaan meriah seperti Hari Raya Idul Fitri, tetapi pembatasan perjalanan antara negara bagian dan perjalanan tahunan tradisional ke kota asal terus berlaku.

Hingga Selasa (19/5), total 3.212 kendaraan dikembalikan oleh polisi setelah pengemudi dan penumpang gagal memberikan alasan yang sah untuk ingin melintasi perbatasan negara.

Keluarga Ahmad Afif Zainol, telah memutuskan untuk tidak mengambil keuntungan dari pelonggaran peraturan dan berkumpul untuk Idul Fitri karena takut orangtua mereka berhubungan langsung dengan pembawa virus corona yang tidak bergejala, yang menyebabkan Covid-19.

Zainol menjelaslan, ia memiliki lima saudara kandung, mereka semua menikah dan tinggal secara terpisah. Jadi hanya ia yang tinggal dengan orang tuanya di rumah.

"Kami sudah membahas dan sepakat untuk tidak mengizinkan pengunjung selama Hari Raya, karena kedua orang tua saya adalah pasien jantung. Tetapi  akan berbagi hidangan raya kami dengan anggota keluarga langsung kami melalui layanan pengiriman," jelasnya.

Selain itu, untuk menghindari kunjungan mendadak dari kerabat, ia memasang spanduk raya di gerbang depan rumah, dengan penjelasan bahwa mereka tidak menerima pengunjung saat ini.

Guru taman kanak-kanak, Mas Eliya Ahmad, telah memutuskan untuk merayakan Idul Fitri dengan kue es bertema virus corona dan masker wajah khusus untuk digunakan dengan pakaian barunya.

"Saya bertekad untuk memanfaatkan raya tahun ini, dengan memesan dan melayani keluarga saya dengan 'Covid cookies', mereka sangat imut dan penuh warna!" katanya.

Gagasan pembuat roti rumahan, Nur Yursila Mat Rani, kue bertema Covid yang ia buat ada dalam berbagai bentuk dan ukuran, termasuk produk-produk kebersihan pribadi.

"Saya mulai membuat kue tema Covid-19- untuk bersenang-senang sebelum membagikannya di Facebook, saya tidak berharap banyak orang akan tertarik dan mulai memesan," kata pengusaha pemula berusia 37 tahun itu.