Jumat 22 May 2020 08:18 WIB

Bulog: Stabilisasi Harga Gula Lancar Meski Izin Impor Telat

Sejak November 2019 Bulog sudah mengajukan izin impor gula.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020). Operasi Pasar yang digelar Perum Bulog Kanwil Jateng itu untuk memastikan ketersediaan gula pasir yang dijual sesuai dengan HET yaitu Rp12
Foto: Antara/Aji Styawan
Seorang pedagang menunjukkan gula pasir pasokan dari Bulog yang dijual sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET) saat Operasi Pasar Gula Pasir Bulog di Pasar Bulu, Semarang, Jawa Tengah, Senin (18/5/2020). Operasi Pasar yang digelar Perum Bulog Kanwil Jateng itu untuk memastikan ketersediaan gula pasir yang dijual sesuai dengan HET yaitu Rp12

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso memastikan stabilisasi harga bahan pokok gula melalui operasi pasar di seluruh Indonesia berjalan lancar meski sempat mengalami keterlambatan izin impor dari Kementerian Perdagangan.

“Berdasarkan pantauan kami, harga gula mulai terasa normal sejak Bulog melakukan operasi pasar khusus gula secara serentak ditanah air sejak awal Mei 2020,” kata Buwas, sapaan akrabnya dalam keterangan resmi, Kamis (21/5) malam.

Baca Juga

Buwas menuturkan, hal itu sekaligus pertanyaan media soal peran stabilisasi harga kebutuhan pokok selama masa Covid-19. Ia mengakui bahwa sempat terjadi mahalnya harga gula akibat kelangkaan bahan pangan pokok tersebut. Namun, menurutnya, tidak ada alasan untuk menaikkan harga di tengah situasi saat ini.

Diketahui, ketersediaan stok gula yang mulai langka menjelang akhir tahun 2019. Sebagai antisipasi, sejak November 2019 Bulog sudah mengajukan izin impor. "Tapi, baru diberikan Kementerian Perdagangan pada tanggal 7 April 2020," ujarnya.

 

 

Dari Harga Eceran Tertinggi (HET) gula sebesar Rp 12.500 per kilogram (kg), Bulog menjual gula impor seharga Rp 11.900 ke para pedagang pasar agar pedagang bisa menjual maksimal Rp 12.500 per kg.

"Stablisasi harga  adalah tugas dari pemerintah, maka Bulog akan habis-habisan melaksanakan amanah tersebut tanpa ada unsur kepentingan apapun kecuali kepentingan rakyat, terlebih ditengah situasi krisis seperti sekarang," tuturnya.

Buwas menjelaskan, pada 5 Mei lalu, Perum Bulog telah mendatangkan sedikitnya 22 ribu ton gula yang baru datang dari India dan langsung didistribusikan ke seluruh Indonesia guna menjamin stabilisasi harga dan ketersediaan stok gula di masyarakat.

Impor gula tersebut baru sebagian dari izin impor yang diberikan Kementerian Perdagangan dari total permintaan sebanyak 50 ribu ton. “Sejak awal kami sudah mengantisipasi kelangkaan gula dan minta kuota impor gula pada akhir 2019, namun karena izin baru diberikan pada April 2020, menyebabkan suplai gula terlambat," ujarnya.

Sebagaimana diketahui, harga gula pasir di tingkat konsumen sejak menjelang bulan Ramadhan melonjak hingga Rp 20 ribu per kg sehingga diperlukan intervensi yang masif dari pemerintah. Dengan stok yang dikuasai, Buwas optimistis dapat menekan harga gula kembali ke HET Rp 12.500 per kg.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement