Jumat 22 May 2020 00:46 WIB

Pembangunan Masjid Salman Rasidi Kekurangan Dana Rp 7 M

Awalnya target penyelesaian pembangunan Masjid Salman Rasidi bisa digunakan ramadhan.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Masjid Salman Rasidi masih dalam proses pembangunan.
Foto: Istimewa
Masjid Salman Rasidi masih dalam proses pembangunan.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dampak Covid-19, tak hanya dirasakan pada perekonomian masyarakat saja. Namun, pembangunan masjid pun ikut terdampak.

Menurut Direktur Eksekutif, M Khirzan N Noe'man, pembangunan Masjid Salman Rasidi terkendala akibat pertengahan Maret 2020, merebaknya pandemi COVID-19. Sehingga, penghimpunan dana untuk pembangunan masjid ini terhenti. 

"Masjid ini kini menunggu uluran tangan Sahabat Penderma. Insya Allah dengan bantuan sahabat, masjid ini akan dapat menyemai peradaban yang islami di Soreang, sebagaimana Masjid Quba dan Masjid Nabawi dahulu menjadi landasan peradaban Islam di Madinah," ujar Khirzan kepada wartawan, Kamis (21/5).

Khirzan menjelaskan, awalnya target penyelesaian pembangunan Masjid Salman Rasidi bisa digunakan ramadhan tahun ini.  Namun, hampir semua donatur menggeser donasinya ke penanggulangan covid-19.

 

"Sekarang, dana yang terkumpul baru Rp 4 miliar dari kebutuhan dana Rp 11 miliar. Jadi, total dana yang masih kurang sebesar Rp 7 miliar," katanya.

Menurutnya, target masjid Salman Rasidi bisa digunakan di ramadhan tahun ini bisa beroperasi sudah tak mungkin tercapai. Jadi, targetnya bergeser menjadi akhir tahun ini.

"Harapannya tahun depan sudah bisa ada perluasan kegiatan Masjid Salman ITB ke Masjid Salman Rasidi. Sehingga, sebagian kegiatan Salman bisa digelar di Masjid Salman Rasidi," katanya. 

Saat ini, kata dia, progres pembangunan struktur luar Masjid sudah 90 persen. Jadi, bangunan masjidnya sudah berdiri tinggal interior, pemasangan lantai, pembangunan menara masjid, pemasangan AC dan sound system.

"Kami menggunakan AC kayak di Madinah jadi dari bawah," katanya. 

Khirzan mengakui, donasi untuk lrogram wakaf pembangunan di Wakaf Salman memang mengalami penurunan 80 persen. Karena, banyak donatur yang mengalokasikan donasinya ke program-program covid-19 untuk ventilator, APD dan lainnya. 

"Kami harap, Covid-19 mudah-mudahan cepat selesai. Jadi donasinya ke program ke pembangunan lagi," katanya.

Khirzan mengatakan, ingin mengetuk hati sahabat penderma agar menyisihkan sedikit saja rezekinya untuk bergotong royong membangun Masjid Salman Rasidi. Walaupun target penyelesaian Masjid Salman Rasidi pada Ramadhan 1441 H ini memang tidak mungkin terealisasi, tapi dengan bergotong royong, patungan membangun masjid ini, ia yakin masjid ini akan dapat mulai melayani jamaah pada akhir 2020.

Wakaf Salman ITB, kata dia, tidak bisa sendirian menghimpun dana untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan Masjid Salman Rasidi tanpa dukungan Sahabat Penderma. Apalagi dalam kondisi saat ini, dimana hampir semua donatur menggeser prioritas donasinya ke penanggulangan dampak COVID-19.

"Berapapun donasi yang akan diberikan sangat berarti. Kita anggap saja 60 ribu Sahabat Penderma berpartisipasi dalam program Wakaf Masjid Salman Rasidi ini. Jika setiap orang menyumbang Rp 100.000 saja, akan sangat membantu penyelesaian masjid ini," paparnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement