Kamis 21 May 2020 21:07 WIB

Ini Cara Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal

Muhammadiyah kental dengan metode Hisab dalam menentukan awal Ramadhan dan Syawal.

Rep: Mabruroh/ Red: Muhammad Fakhruddin
Ini Cara Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal. Ilustrasi Idul Fitri
Foto: MGIT03
Ini Cara Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal. Ilustrasi Idul Fitri

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Agama RI baru akan menggelar sidang itsbat untuk menentukan 1 Syawal pada Jumat (22/5) besok. Sedangkan Muhammadiyah, telah jauh-jauh hari menentukan 1 Syawal atau hari Raya Idul Fitri jatuh pada Ahad 24 Mei 2020.

Berdasarkan maklumat PP Muhammadiyah Nomor 01/MLM/I.0/E/2020 tentang penetapan hasil hisab Ramadhan, Syawal, dan Zulhijah 1441 Hijriyah. Muhammadiyah telah menetapkan hari raya Idul Fitri berdasarkan hasil hisab hakiki wujudul hilal yang dipedomani oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah.

Lalu, apa itu metode Hisab Hakiki Wujudul Hilal? 

Hisab secara harfiah berarti perhitungan. Dalam Islam, istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomis) untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. 

Posisi matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu solat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender hijriyah. Ini penting, terutama untuk menentukan awal Ramadhan, awal Syawal atau Idul Fitri, serta awal Dzuhijjah saat jamaah wukuf di Arofah dan Idul Adha.

Dalam Alquran surat Yunus (10) ayat 5 disebutkan bahwa Allah SWT sengaja menjadikan matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Dalam surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahws Matahari dan bulan beredar menurut perhitungannya.

PP Muhammadiyah merupakan ormas Islam yang masih kental dengan metode Hisab dalam menentukan awal Ramadhan, Syawal, dan Dzulhijjah. Dengan metode hisab ini, Muhammadiyah menggunakan ilmu falak dalam melihat posisi hilal di akhir bulan untuk menentukan awal bulan. Sehingga, dengan metode ini posisi hilal bisa dipredisksi tanpa harus melihat bulan baru sebagai awal bulan.

Dengan metode hisab, menurut Muhammadiyah, pada 23 Mei 2020 pukul 00:41:57 WIB, tinggi Bulan pada saat terbenam Matahari di Yogyakarta ( f= -07°48¢  (LS) dan l= 110°21¢BT ) = +06°43¢31²(hilal sudah wujud), dan di seluruh wilayah Indonesia pada saat terbenam Matahari itu Bulan berada di atas ufuk. Karena itu 1 Syawal 1441 H jatuh pada hari Ahad Kliwon, 24 Mei 2020 M.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement